BANJARNEGARA, RAKYATKATENG – Palang Merah Indonesia mencatat 2.125 warga Banjarnegara masih mengungsi akibat gempa. Mereka menempati tenda-tenda pengungsian yang tersebar di Desa Kertosari, Desa Sidakangen, Desa Kasinoman, dan Desa Krompyong pada Kecamatan Kalibening, Banjarnegara.
Sebanyak sepuluh pengungsian dibuka untuk warga terdampak gempa Banjarnegara. Bahkan, di Desa Krompyong, tenda pengungsi sampai didirikan di lahan pertanian penduduk.
“Demi kemanusiaan, saat PMI akan mendirikan tenda. Saya sukarela menawarkan lahan wortel untuk tenda pengungsi,” kata seorang pemilik lahan yang tanahnya digunakan sebagai tempat pengunsian, Mugo Pranoto, Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (25/4).
Sebelum didirikan tenda pengungsian, lahan Mugo sebenarnya sudah ditanami sayuran wortel. Alhasil, Mugo memanen dini wortelnya demi membuka lahan bagi 500 warga terdampak gempa Banjarnegara.
Ketua PMI Jawa Tengah, Imam Triyanto, mengatakan warga korban gempa memilih mengungsi sementara demi keamanan. Sebab, gempa dimungkinkan masih mengintai warga Banjarnegara.
“Mayoritas warga memilih tidur di tenda dan bangunan sekolah, karena merasa aman, mengingat rumahnya sebagian roboh dan dinding retak, sehingga rentan untuk ditempati,” kata Imam di Posko Sidakangen, Kalibening-Banjarnegara.
Menurut Imam, 150 relawan PMI dikerahkan untuk mendampingi korban gempa. Mereka mendistribusikan bantuan tenda, terpal, kasur, sarung, makanan, serta baby-kit (perlengkapan bayi).
“Sukarelawan yang diterjunkan memiliki spesialisasi di bidang medis (dokter, perawat, bidan), pendataan, logistik, dapur umum, dan sanitasi,” ujar Imam menegaskan.
Imam menuturkan PMI Jateng sudah menyalurkan 45 unit tenda, 250 lembar terpal, 50 boks baby-kit, 200 lembar sarung, 200 lembar selimut, dan 20 unit MCK (mandi, cuci, kakus) portable. (mtv)