Bom Bunuh Diri ISIS Renggut 52 Nyawa di Kabul

  • Bagikan

KABUL, RAKYATJATENG – ISIS kembali berulah di Afghanistan. Seorang anggota kelompok Islam garis keras itu meledakkan bom bunuh diri yang merenggut puluhan nyawa di Kabul, Minggu (22/4). Warga Syiah lagi-lagi jadi korban.

Bercak merah memenuhi luar pusat registrasi pemilih di Kabul. Itu adalah darah korban bom bunuh diri yang terjadi sekitar pukul 10.00 waktu setempat.

Saat itu pelaku berjalan kaki dan meledakkan diri di pintu masuk. Reuters menyatakan, korban jiwa akibat kejadian tersebut mencapai 52 orang. Sementara itu, 112 orang lainnya luka-luka. Jumlah korban tewas bisa terus merangkak naik.

Kekuatan ledakan bom tersebut memang cukup besar. Kaca gedung-gedung yang terletak ratusan meter dari lokasi kejadian ikut pecah. Begitu pula kendaraan-kendaraan di sekitarnya. Mayoritas korban merupakan perempuan dan anak-anak.

’’Mereka datang untuk mendaftar sebagai pemilih dalam pemilu nanti dan mengambil kartu identitas pemilih,’’ ujar Bashir Ahmad, salah seorang saksi mata.

Dia berlari ke lokasi setelah mendengar dentuman keras. Saat tiba, tubuh-tubuh para korban telah bergelimpangan.

Polisi langsung memblokade jalan dan hanya mengizinkan ambulans lewat. Penduduk yang merasa kehilangan anggota keluarganya berduyun-duyun ke rumah sakit terdekat untuk mencari informasi.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan Wahid Majro menyatakan, pelaku sengaja menarget penduduk sipil yang mengambil kartu identitas pemilih.

Berselang beberapa jam dari kejadian, portal berita Amaq milik militan Islamic State (IS) alias ISIS menulis bahwa pelaku serangan bom bunuh diri adalah salah seorang anggota mereka.

Area Dasht-e-Barchi, Kabul, yang menjadi lokasi ledakan memang dihuni mayoritas warga Syiah. ISIS pun mengakui bahwa penduduk Syiah itulah yang menjadi sasaran mereka.

Sejak pasukan NATO dan Amerika Serikat (AS) menyelesaikan misi tempur pada 2014, ISIS dan Taliban makin bebas menebar teror di Afghanistan.

Taliban menyasar pasukan keamanan dan gedung-gedung pemerintah, sedangkan ISIS memburu warga Syiah. (jpnn)

  • Bagikan