Gempa Susulan di Banjarnegara Kekuatannya Semakin Melemah

  • Bagikan

BANJARNEGARA, RAKYATJATENG – Gempa-gempa susulan berlangsung setelah guncangan 4,4 Skala Richter (SR) di Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah, pada 18 April kemarin. Namun gempa-gempa susulan itu terus melemah.

Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan sudah ada 13 kali gempa susulan hingga Minggu (22/4) siang. Guncangan terbesar adalah 3,4 SR dan yang terkecil adalah 1,4 SR.

“Dari seluruh magnitudo gempa susulan tersebut tampak ada kecenderungan bahwa gempa susulan kekuatannya terus mengecil, sehingga dengan melihat kecenderungan ini maka sangat kecil potensi untuk terjadi gempa dengan kekuatan yang lebih besar dari gempa utamanya yang terjadi pada hari Rabu 18 April 2018 lalu,” kata Kepala Bidang informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono, lewat keterangannya.

Gempa susulan memang lazim terjadi pascagempa kuat, karena itu merupakan pelepasan sisa-sisa tegangan kulit bumi agar kondisi stabil. Kondisi dinamika bumi di titik Banjarnegara cenderung menuju kestabilan. BMKG akan terus memantau perkembangan gempa bumi susulan dan hasilnya akan diinformasikan ke para pemangku kepentingan, masyarakat, dan media massa.

“Masyarakat tidak perlu takut dengan aktivitas gempa susulan. Warga yang rumahnya masih kokoh dan tidak rusak tidak perlu ikut mengungsi. Sebaiknya kembali ke rumah masing-masing dan beraktivitas seperti biasa,” kata Daryono.

“Adapun warga yang rumahnya mengalami kerusakan seperti retak-retak diimbau mengikuti arahan Pemda dan BPBD untuk tinggal di tempat evakuasi sementara hingga dilakukan perbaikan rumah yang aman,” imbuhnya.

Sebelumnya, Sabtu (21/4) Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan yang terjadi di Banjarnegara itu adalah gempa jenis baru yang belum pernah ditemukan di daerah lain. Ini adalah gempa akibat sesar atau patahan baru. Penting untuk melakukan upaya identifikasi sesar aktif dan terus melakukan pemutakhiran peta sumber gempa.

Akibat gempa ini, 2.104 orang mengungsi. 29 Orang luka-luka, 26 di antaranya mengalami luka berat. Dua orang warga menjadi korban tewas, yakni bocah kelas 5 SD bernama Asep dan Kasri berusia 100 tahun. (dtc)

  • Bagikan