Food Truck di Kota Lama Semarang Memacu Ekonomi dan Pariwisata

SEMARANG, RAKYATJATENG – Sebanyak 50 truk kuliner (food truck) ramaikan  kegiatan UKM Culinary Festival yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Jawa Tengah di Semarang. Culinary Festival digelar selama 20-22 April 2018.

Culinary Festival dengan food truck merupakan kegiatan yang baru dilakukan pertama kali di Jawa Tengah. Sekda Provinsi Jateng Sri Puryono berharap Culinary Festival di Kota Lama Semarang bisa menjadi gelaran tahunan yang memacu ekonomi dan pariwisata Semarang.

“Ini bisa mengenalkan Kota Lama yang semakin mendunia. Sebab prospek pariwisatanya semakin bagus, dan dapat mengangkat UKM kita” katanya saat mengunjungi Culinary Festival 2018 di Kota Lama Semarang, Jumat (20/4) malam.

Acara ini juga memecahkan rekor Muri yaitu Foodtruck terbanyak di Indonesia. Pemecahan rekor tersebut juga berdekatan dengan HUT Kota Semarang. Total ada 25 rekor yang dipecahkan di Jawa Tengah sejak kepemimpinan Gubernur Mardiyanto sampai Ganjar Pranowo.

“Luar biasa dapat rekor Muri lagi. Kami tergetkan pengunjung acara ini per harinya bisa mencapai 2.500 orang,” imbuhnya.

Sejumlah agenda yang juga turut meramaikan kegiatan itu diantaranya, pameran UKM, diorama & miniatur, talkshow, konser musik, lomba akustik, lomba fotografi.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah, Ema  Rachmawati mengatakan, Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi Jawa Tengah mencatat, jumlah UKM tiap tahun mengalami peningkatan.

“Pada  2012 terdapat 80.583 UKM,  pada 2013 meningkat menjadi 90.339 UKM, pada 2014 meningkat menjadi 99.681, tahun 2015 meningkat menjadi 108.937 UKM, dan pada akhir  2016 meningkat menjadi 115.751 UMKM,” ungkapnya.

 

Modal kecil

 

Sementara itu, food truck tidak hanya diikuti para UKM di Jawa Tengah tetapi ada dari Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta ikut meramaikan Culinary Festival.

Seperti salah satu Pemilik Food Truk, Dennis Devito asal Cirebon ini membawa mobil VW yang diubah menjadi food truck dengan produk andalannya Kopi Katro.

“Saya bisa jualan ke mana-mana, dan enggak ribet. Pertama, biaya harian enggak besar. Kita cuma butuh dua karyawan,” ujarnya.

Dia mengaku, sebulan bisa ke luar kota dua kali. Di kota kelahirannya yaitu Cirebon sendiri sedang tren dan diminati para milenial untuk mencoba bisnis makanan dengan food truck.

“Makanya saya memutuskan jualan Kopi Katro yang di dalamnya berisi 15-10 jenis kopi khas Indonesia. Dan saya bersyukur Kopi Gayo, Toraja dan Cibereium paling laris,” tuturnya. (mtv)