Tangkal Hoax Pilkada Lewat Pergelaran Pertunjukan Rakyat

BOYOLALI, RAKYATJATENG – Suasana pemilihan kepala desa (pilkades) di salah satu desa di Jateng memanas. Munculnya dua calon kepala desa (kades) dalam hajatan demokrasi itu membuat peta persaingan semakin sengit. Kedua kubu saling menghalalkan berbagai cara demi menggaet suara pemilih.

Penyebaran ujaran kebencian terus digencarkan dari mulut ke mulut agar lawannya kalah. Masyarakat pun mulai terbelah menjadi dua kubu. Suasana panas mulai terjadi. Saat kemelut jelang pilkades itu terjadi, datanglah sosok Semar. Dengan bijaksana, Semar mengajak masyarakat agar tenang. Kedua calon kades dan tim suksesnya pun diberi tahu jika dalam berdemokrasi tidak boleh menggunakan cara kotor.

Kisah yang sarat dengan pesan moral itu ditampilkan dalam pertunjukan rakyat yang digelar Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Jateng dengan Dinas Komunikasi Informatika (Diskominfo) Jateng di Joglo Wisata 1 Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Selasa (17/4).

Tak hanya untuk mencari seni pertunjukan rakyat terbaik, dalam kegiatan itu juga digelar deklarasi bersama masyarakat anti hoax. Ada tujuh daerah yang berkreasi menampilkan pertunjukan seni rakyat khas daerah masing-masing. Antara lain Kota Solo, Kabupaten Boyolali, Klaten, Wonogiri, Sragen, Sukoharjo, dan Banjarnegara.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jateng Dadang Sumantri mengatakan, kegiatan seleksi pertunjukan rakyat ini sudah dilakukan untuk kali kedua. Diskominfo Jateng bersama FK Metra sebelumnya sudah melakukan seleksi untuk kegiatan serupa di Kabupaten Pekalongan pada 7 April lalu. “Tahun ini memang berbeda dari tahun sebelumnya,” kata Dadang melalui sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Jateng Evi Sulistorini di lokasi acara, kemarin.

“Ada pesan sosial yang kuat untuk disampaikan kepada masyarakat. Kegiatan ini juga mengambil tiga tema, yakni gerakan masyarakat sehat, pilkada damai, bulan bhakti gotong royong,” ujarnya.

Dadang berharap, peserta seleksi dapat menampilkan pertunjukan yang berbeda. Peserta dapat menunjukkan ciri khas yang unggul di daerah masing-masing.

Sedangkan untuk deklarasi yang diikuti FK Metra, pelaku seni dan masyarakat itu diharapkan mampu mencegah penyebaran berita hoax yang saat ini sedang marak. Deklarasi ini diharapkan tidak hanya sekadar kegiatan seremonial saja. Tapi juga diikuti tindakan nyata dari masyarakat agar tidak membuat dan menyebar ujaran kebencian, fitnah, berita bohong yang dapat memecah belah NKRI.

“Kalau ada berita atau informasi, bijaklah dalam menghadapi. Saringlah dulu sebelum menyaring informasi tersebut,” imbuh Dadang.

Anggota FK Metra Jateng Daniel Hakiki menambahkan, kesenian tradisional masih menjadi media komunikasi yang efektif untuk rakyat. Pemerintah dapat menyampaikan segala informasi yang berkaitan dengan pembangunan, capaian kinerja dan lain sebagainya.

“Nilai luhur dari budaya bangsa ini harus terus disampaikan kepada rakyat. Sehingga melalui kegiatan ini dapat mengoptimalkan seni rakyat yang ada,” tambah Daniel.

Wakil Bupati Boyolali M. Said Hidayat dalam sambutannya mengatakan, melalui Festival Pertunjukan Rakyat ini masyarakat diharapkan dapat lebih mengenal seni budaya yang dimiliki berbagai daerah. Pihaknya juga berpesan agar seni budaya dapat ditularkan ke generasi selanjutnya agar tetap terjaga.

“Tetap semangat menjaga nilai tradisi, karena menjadi salah satu karakteristik budaya kita,” ujar Said. (JPC)