SEMARANG, RAKYATJATENG -Serbuan bank asing tak mengkhawatirkan Walikota Semarang, Hendrar Prihadi.
Sebagai pemegang saham Bank Jateng , kata dia, masih ada potensi 35 kabupaten/kota yang bisa dimaksimalkan dengan kucuran kredit.
“Berikan saja kredit masing-masing daerah Rp 300 miliar, berarti ada Rp 10,5 triliun yang disalurkan untuk percepatan pembangunan. Toh pendapatan daerah juga disetorkan ke Bank Jateng bisa dipotong untuk angsuran,” jelas dia, disela-sela peresmian KCP Bank Jateng Sampangan, Senin (2/4).
Hal itu, kata dia, bisa menjawab tantangan keberadaan bank asing yang mulai masuk ke Jawa Tengah.
Pemkot untung karena diberikan kredit agar pembangunan terlaksana cepat, dan di sisi lain Bank Jateng bisa menyalurkan kreditnya dengan baik.
“Bank Jateng tidak perlu takut bank konvensional atau bank asing, kalau ceruk-ceruk pasar tersebut dimaksimalkan,” jelas dia.
Selain itu, pihaknya juga menyambut baik inovasi teknologi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap transaksi non tunai.
Sejalan dengan program pemerintah pusat melalui Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) yang dinilai dapat menekan biaya cetak uang.
“Kami menyambut baik rencana Bank Jateng yang akan berinovasi dengan QR Code untuk memudahkan nasabah yang ingin transaksi cashless (non tunai),” ujar dia.
Hendi sapaannya, juga memiliki misi yang sama untuk mengembangkan UMKM di Semarang dengan cara kemudahan dalam akses permodalan.
Melalui Kredit Wirausaha Bangkit Jadi Jawara (Wibawa), Pemkot Semarang menunjuk Bank Jateng sebagai mitra untuk penyaluran pembiayaan tersebut.
Kredit tersebut memberikan kemudahan mendapatkan modal mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 50 juta dengan bunga hanya 3 persen setahun.
”Kami memberikan dukungan UMKM ini agar mendapatkan kemudahan mendapatkan modal melalui Kredit Wibawa,” ujar dia. (Tj)