Pegiat Wisata Harus Ikut Promosikan Kota Lama Semarang
SEMARANG, RAKYATJATENG - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang meminta para pegiat wisata di Kota Semarang untuk ikut mempromosikan Kota Lama Semarang. Support yang diberikan antara lain melalui promosi di media sosial.
Hal itu disampaikan Kepala Disbudpar Kota Semarang, Masdiana Safitri, dalam morning tea bertema Support Revitalisasi Kota Lama Menuju World Heritage 2020 di Gedung Oudetrap Kawasan Kota Lama Semarang, baru-baru ini.
"Sekarang itu eranya digital dan banyak spot di Kota Lama yang instagramable. Sehingga dari berbagai foto itu kemudian diupload ke media sosial sehingga keunikan Kota Lama itu tersebar. Kalau semakin sering upload foto maka semakin cepat tersebar," kata Masdiana.
Dalam acara tersebut, Disbudpar mengundang para pegiat wisata dan seluruh stakeholder wisata Kota Semarang. Mereka diminta untuk ikut memberikan dukungan dalam rangka menyongsong Kota Lama menjadi warisan budaya dunia pada 2020 mendatang. Dengan dukungan para pegiat wisata dan seluruh stakeholder, diharapkan jumlah wisatawan yang datang Kota Semarang semakin meningkat.
Sementara itu Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, saat ini proses pembangunan Kota Lama masih fokus pada perbaikan jalan dan pemasangan ducting. Setelah selesai di Sayangan, pembangunan bergeser ke Jalan Letjend R Suprapto.
"Kami harapkan semua schedule, semua pembangunan selesai pada Desember 2018 mendatang," kata Ita, sapaannya.
Terkait persiapan menuju world heritage, pihaknya telah mengumpulkan berbagai dokumen. Namun untuk dozzier Kota Lama, pihaknya akan merujuk pada rekomendasi dari Unesco dan beberapa ahli sejarah agar menjadikan Kota Lama sebagai Kota Kosmopolitan.
"Unesco mengharapkan tidak hanya zaman old tapi juga zaman now. Sehingga harus kita kolaborasikan masa lalu dan ke depannya. Sehingga perekonomian dan pariwisata harus beriringan," terangnya.
Ia menjadwalkan, berbagai draf dokumen persyaratan world heritage akan dikirimkan kepada Unesco pada September dan akan dilengkapi pada November. Saat ini pihaknya tengah menginventarisasi bangunan apa saja yang akan dimanfaatkan. (sm)