Sudirman-Ida Ingin Benahi Pendidikan di Jateng

  • Bagikan

SEMARANG, RAKYATJATENG – Calon wakil gubernur Jawa Tengah Ida Fauziyah kembali mendapatkan dukungan dari masyarakat. Kali ini, datang dari komunitas Perempuan Bangsa Kota Semarang saat rapat konsolidasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Hotel Grasia, Jumat (23/3).

Deklarasi pendukungan ini dihadiri oleh Ketua DPW PKB Jateng Muhammad Yusuf Chudlory, Ketua DPC PKB Sumarmo, dan Ida Fauziyah sendiri. Di hadapan pasangan Sudirman Said itu, mereka berkomitmen untuk memenangkan kandidat cagub dan cawagub nomor urut 2 pada Pilgub Jateng.

Di acara tersebut, Ida pun menyempatkan diri mensimulasikan proses pencoblosan di TPS nanti. Hal itu menurutnya menjadi penting bagi para punggawa Perempuan Bangsa untuk kemudian disosialisikan kepada masyarakat. Mengingat sosok Sudirman dan dirinya belum begitu dikenal warga Jateng.

“Yang perempuan cuma satu, yang pake jilbab cuma satu. Jadi kalo mau nyoblos, yang disampaikan ke keluarga dan teman. Sing dicoblos nopone bu? Yang dicoblos adalah kerudungnya,” cetus Ida dibarengi para hadirin.

Sementara pada orasi sebelumnya, di hadapan ratusan perempuan yang memiliki ciri khas berkerudung hijau itu, Ida menegaskan, provinsi ini membutuhkan sosok pemimpin yang berani mengambil risiko demi mengentaskan kemiskinan, sebagaimana ia sebutkan sebagai muara segala permasalahan di Jateng.

“Saya dan Pak Sudirman memang sudah berniat ikhlas bangun Jawa Tengah. Memang dibutuhkan pemimpin yang berani untuk membawa Jawa Tengah lebih baik,” ujarnya.

Ida pun mengenalkan sosok Sudirman Said yang ia nilai sebagai orang yang memiliki integritas. “Dia juga berani bongkar “papa minta saham” saat masih menjadi menteri ESDM. Karena itu, Pak Dirman sampai harus rela kehilangan jabatannya,” katanya.

Mengenai kemiskinan sebagai sumber permasalahan di Jateng tadi, dikatakannya bahwa rendahnya tingkat kesejateraan telah berujung pada tingginya jumlah perempuan yang nekat menjadi TKW di luar negeri. Hal itu dilakukan demi mencukupi kehidupan keluarganya yang dirasa kurang.

“Kalau cuma sebulan dua bulan tak masalah, tapi coba setahun dua tahun, pulang-pulang pasangannya sudah punya pasangan lain. Inilah kenapa tingkat perceraian di Jateng juga tinggi,” tuturnya kader PKB itu.

Seiring dengan Jateng dinobatkan sebagai salah satu provinsi penyumbang jumlah TKW terbanyak, tambahnya, masalah kemudian berlanjut ke tingginya tingkat para pekerja yang menjadi korban human trafficking.

“Itulah kenapa saya dan Pak Dirman nanti akan memulai dengan membenahi pendidikan di Jateng. Karena nyuwun sewu, banyak dari mereka yang jadi TKW itu pendidikan terakhirnya hanya SMP. Kami bertekad menciptakan seribu wirausahawan perempuan dalam lima tahun,” tegas Mantan Ketua Fatayat NU itu. (sen/yon)

  • Bagikan