2 Tahun Lagi Kota Lama Semarang Jadi Warisan Budaya Dunia

SEMARANG, RAKYATJATENG – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang meminta para pegiat wisata di Kota Semarang untuk ikut mempromosikan destinasi wisata kawasan Kota Lama Semarang.

Hal itu disampaikan Kepala Disbudpar Kota Semarang, Masdiana Safitri saat acara morning tea bertema Support Revitalisasi Kota Lama Menuju World Heritage 2020 di Gedung Oudetrap kawasan Kota Lama Semarang, Rabu (21/3). Menurutnya, support yang diberikan yaitu dengan berbagai upaya khususnya promosi melalui media sosial (sosmed).

“Sekarang era digital. Banyak spot di Kota Lama yang instagramable. Sehingga dari berbagai foto itu kemudian diupload ke sosmed sehingga keunikan Kota Lama itu tersebar. Kalau semakin sering upload maka semakin cepat tersebar,” katanya.

Dalam acara tersebut, Disbudpar mengundang para pegiat wisata dan seluruh stake holder wisata Kota Semarang. Mereka semua diminta untuk ikut memberikan dukungan dalam rangka menyongsong Kota Lama menjadi warisan budaya dunia pada 2020 mendatang.

Masdiana menjelaskan, Kota Lama menjadi salah satu destinasi wisata yang menjadi prioritas pengembangan oleh Pemeritah Kota Semarang. Sehingga diperlukan sinergitas yang baik dari seluruh stake holder meliputi biro perjalanan wisata, guide, pengelola hotel, restoran dan lainnya.

“Kota Semarang saat ini sudah bergeser dari kota bisnis menjadi kota pariwisata. Maka dari itu, diperlukan pengembangan berbagai destinasi wisata yang ada termasuk Kota Lama,” jelasnya.

Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, saat ini proses pembangunan Kota Lama masih fokus pada perbaikan jalan dan pemasangan ducting.

“Setelah selesai di Sayangan, pembangunan bergeser ke Jalan Letjend R Suprapto. Kami harapkan semua on schedule, semua pembangunan selesai pada Desember 2018 mendatang,” ujarnya.

Hevearita Gunaryanti Rahayu atau yang akrab disapa Mbak ita tersebut menerangkan, terkait persiapan menuju world heritage. Pihaknya telah mengumpulkan berbagai dokumen. Namun untuk dozzier Kota Lama, pihaknya akan merujuk pada rekomendasi dari Unesco dan beberapa ahli sejarah agar menjadikan Kota Lama sebagai Kota Kosmopolitan.

Terkait persiapan menuju world heritage, pihaknya telah mengumpulkan berbagai dokumen. Namun untuk dozzier Kota Lama, pihaknya akan merujuk pada rekomendasi dari Unesco dan beberapa ahli sejarah agar menjadikan Kota Lama sebagai Kota Kosmopolitan.

“Jika menjadi Kota Kosmopolitan, maka harus dikaitkan dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) sektor perdagangan dan jasa. Namun demikian, berdasar saran dari perwakilan Unesco yang berkunjung, pengkajian Kota Lama tidak hanya berbicara soal sejarah jaman dahulu saja,” terangnya.

Sementara itu menurut Koordinator Pegiat Wisata, Gus Wahid, Pemerintah Kota Semarang saat ini terus berupaya mengembangkan Kota Lama dengan menggandeng berbagai pihak. Selain Kementrian PUPR, kalangan swasta juga dilibatkan untuk menghidupkan kawasan tersebut.

“Penataan infrastruktur seperti jalan, drainase dan juga hiasan serta penerangan terus ditambah. Harapannya, Kota Lama dapat terus hidup dan tumbuh semakin baik dan dengan diskusi akan dapat mendorong tumbuh kembangnya komunikasi dan sinergi antar sesama pengelola wahana wisata dan pemerintah. Dengan demikian, target kunjungan wisata akan tercapai setiap tahunnya,” katanya. (sen/yon)