Buat Sarang Burung Walet, Yusri Tewas Diterkam Harimau Sumatera

  • Bagikan

RIAU, RAKYATJATENG – Daftar catatan konflik antara hewan dan manusia bertambah. Seorang warga Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau tewas diterkam Harimau Sumatera, Sabtu (10/3) petang di Kabupaten Indra Giri Hilir.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, korban diketahui bernama Yusri. Korban tewas dengan luka di leher bagian belakang yang diduga bekas terkaman harimau.

Kapolres Inhil AKBP Cristian Rony Putra melalui Kapolsek Pelangiran Iptu M Rafi mengatakan, kejadian bermula korban Yusri bersama ketiga rekannya Rusli, 41; Indra, 26 dan Syahran, 41; tengah bekerja di RT 038 Simpang Kanan, Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran pada hari Sabtu sekitar pukul 16.30 WIB.

“Korban saat itu bersama rekannya sedang membuat bangunan untuk sarang burung walet,” ungkap Kapolsek Pelangiran Iptu M Rafi saat dihubungi, Minggu (11/3) pagi.

Iptu M Rafi menjelaskan, saat korban dan rekannya sedang membuat bangunan tersebut, tiba-tiba mereka melihat seekor harimau Sumatera berada di bawah bangunan yang sedang mereka kerjakan. Lantas saja hal itu membuat korban dan ketiga rekannya kaget.

Mereka hanya dapat berdiam diri di bangunan tersebut berharap agar satwa yang kerap dipanggil Datuk itu pergi. Tak lama kemudian sekitar pukul 18.25 WIB, keempatnya tidak lagi melihat satwa yang dilindungi itu. Mereka pun merasa Datuk telah pergi.

Kemudian keempatnya pun turun dari bangunan tersebut. Akan tetapi, baru sekitar 250 meter berjalan tiba-tiba si Datuk kembali muncul di hadapan Yusri dan rekan-rekannya. Sontak hal itu membuat mereka terkejut dan ketakutan.

“Karena ketakutan, akhirnya mereka pun berlari berhamburan. Agar tak kehilangan rekannya, mereka berlari sambil saling memanggil satu sama lain,” jelasnya.

Namun, saat nama korban dipanggil, tidak ada sautan sama sekali. Setelah ketiga rekan korban berkumpul, korban tak kunjung muncul. Akhirnya, ketiganya meminta pertolongan dari warga Dusun Sinar Danau Desa Tanjung Simpang. Ketiganya pun dievakuasi oleh warga dengan menggunakan perahu kecil.

“Jarak lokasi antara mereka dengan pemukiman itu jauh. Ada sekitar 20 kilometer,” tutur Iptu M Rafi.

Kemudian, bersama dengan warga mereka pun berusaha mencari korban. Setelah sekitar setengah jam mencari, tepatnya sekitar pukul 19.30 WIB korban berhasil ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. Korban Yusri ditemukan di tanaman kumpai (tanaman sejenis rumput yang terdapat diatas sungai).

“Korban meninggal dunia dan pada bagian tengkuk sebelah kanannya ada luka bekas gigitan. Diduga akibat terkaman harimau,” jelas Kapolsek Pelangiran itu.

Selanjutnya, personel Polsek Pelangiran bersama dengan Tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau melakukan olah TKP dan membawa korban ke Klinik KPP Pulai PT THIP untuk dilakukan Visum.

“Selanjutnya jenazah korban dibawa ke Desa Pulau Muda untuk diserahkan kepada pihak keluarga guna disemayamkan,” tukasnya.

Untuk diketahui, peristiwa ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, hal serupa sudah pernah terjadi. Dimana korbannya adalah salah seorang karyawati buruh harian lepas PT THIP bernama Jumiati, 33.

Jumiati juga diketahui tewas akibat terkaman Harimau Sumatera saat sedang bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State, Kecamatan Pelangiran, Inhil, pada Rabu (3/1) lalu.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh tim penyelamat harimau yang terdiri dari BKSDA Riau, anggota TNI, Polres Inhil, Polsek Pelangiran, WWF, dan lainnya untuk meredam konflik antara hewan dan manusia.

Upaya yang dilakukan yakni seperti memasang kamera trap dan perangkap yang diisi dengan kambing jantan hitam dan babi. Selain itu, juga pernah diturunkan pawang harimau asal Aceh. Bahkan, baru-baru ini, BBKSDA Riau menerjunkan tim bius ke lokasi sebagai langkah terakhir. Namun, upaya tersebut belum menyelesaikan konflik hewan dan manusia yang terjadi. (JPC)

  • Bagikan