JAKARTA, RAKYATJATENG – Sebanyak 34 finalis Putri Indonesia yang telah terpilih dari berbagai daerah yang ada di Indonesia menyambangi kantor KPK. Tujuan kehadirannya untuk bertemu pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) guna berdiskusi mengenai pencegahan korupsi bagi perempuan di Indonesia.
Terkait kedatangan para finalis Putri Indonesia tersebut, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang mengatakan, kedatangan finalis Putri Indonesia tersebut akan dijadikan sebagai agen Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK).
“Ya secara umum tadi saya menjelaskan apa yang telah dilakukan oleh KPK dan KPK berharap mereka bisa membantu untuk mencegah korupsi,” jelas Saut saat di Jakarta, Senin (5/3).
Dengan adanya pembekalan yang sudah diberikan KPK, Saut berharap mereka akan peka dengan isu korupsi di sekitar lingkungannya.
“Saya berharap mereka mau menjadi tokoh SPAK (saya perempuan anti korupsi) di daerah masing masing,” ujarnya.
Sementara itu, terkait adanya program pencegahan korupsi, Putri Pariwisata Indonesia 2017 Karina Nadila mengatakan, dirinya selalu membiasakan tidak menerima sesuatu yang bukan haknya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh seperti memperkenalkan program SPAK.
“Banyak sekali hal yang disampaikan intisarinya KPK untuk membiasakan sesuatu yang bukan haknya jadi kebiasaan. Juga memperkenal kan program SPAK dengan tujuan membiasakan yang benar bukan membenarkan yang biasa,” pungkasnya.
Karina juga menegaskan perilaku korupsi bisa dihindari atau dicegah melalui diri sendiri. Dengan tidak membiasakan hal yang diluar kebiasaan.
“Generasi penerus bangsa, kami yang di rumah mengajarkan pertama kali. Jadi seperti tadi ‘membiasakan yang benar dan bukan membenarkan yang biasa’. Bisa dimulai seperti jika di rumah ada remote televisi di ruang keluarga, itu jangan dikasih ke satu orang, tapi kita mendidik adik saya untuk bagi. Itu dari hal kecil atau jangan buang sampah sembarangan karena gara-gara kamu jadi demam berdarah loh,” tutupnya.
(JPC)