Kunjungi Siawa yang Dikeluarkan dari SMAN 1 Semarang, Sudirman Said: Pendidikan tidak hanya Bangun Pengetahuan tapi Kreativitas dan Inisiatif Anak

  • Bagikan

RAKYATJATENG, SEMARANG – Kejadian yang menimpa siswa SMAN 1 Semarang Anindya Helga dan Muchammad Afif Ashor menarik simpati berbagai pihak.

Calon gubernur Jawa Tengah Sudirman Said salah satunya. Sabtu (3/3) malam Pak Dirman yang mengunjungi kediaman Anin di Jalan Selomoyo Mukti Barat, Semarang.

“Saya harus mendalami ini semua. Tapi secara sepintas saya ingin mengingatkan bahwa pendidikan itu tidak hanya untuk membangun pengetahuan tapi juga kreativitas dan inisiatif anak-anak,” kata Pak Dirman.

Jadi, lanjut Pak Dirman, keseimbangan antara pendidikan di ruang kelas dan organisasi penting dijaga. Tindakan yang terlalu keras terhadap aktivitas organisasi akan membuat mereka terganggu dalam pengembangan kreativitas.

“Jadi tetap harus dilihat hati-hati. Tapi bagaimana pun yang diutamakan harus kepentingan siswa,” katanya.

Menurut Pak Dirman, jika terbukti ada kasus bullying memang harus ada tindakan. Tetapi, imbuh pria yang berhasil membubarkan Petral ini, harus kembali pada spirit pendidikan, di samping membangun pengetahuan juga harus membangun etitut dan perilaku.

“Pengembangan keterampilan kreativitas cara mereka memperoleh liveskill. Dan berorganisasi termasuk bagian pembangunan etitut dan perilaku. Harus ada keseimbangan,” jelas dia.

Secara keseluruhan, lanjutnya, memang sejak beberapa tahun terakhir pengelolaan SMA dan SMK diambil alih oleh provinsi, jadi sudah waktunya Pemprov mengambil tindakan.

“Karena selain soal bully, juga persoalan lain banyak yang melilit SMA dan SMK. Saya rasa apa ini adalah alarm bagi kita,” katanya.

Pria yang membongkar kasus Papa Minta Saham tersebut juga berpesan pada Anin bahwa semua ujian harus dihadapi.

“Ini harus dinikmati. Karena tidak semua orang mendapat atau dihadapkan persoalan seperti ini. Yang menimpa Anin ini bisa menjadi inspirasi kita semua, bahwa jangan pantang menyerah menegakkan kebenaran,” katanya.

Pak Dirman menegaskan bahwa kunjungannya tersebut bukan urusan cagub, namun urusan hati, urusan kemanusiaan.

“Karena saya pernah mengalami kejadian hampir sama, ujian dalam pendidikan. Kalau saya lebih ke soal pembayaran. Saya merasakan betul ketika sedang semangat-semangatnya belajar terus ujian besar menghadang,” katanya.

Setelah ngobrol beberapa saat, Pak Dirman bertanya lebih jauh soal Anin dan juga menyinggung soal umur. Ternyata keduanya memiliki tanggal dan bulan lahir yang sama, yakni 16 April.

“Wah, serba kebetulan. Semoga Anin mendapat kemudahan dan kekuatan dalam kejadian ini,” katanya.

Sementara itu Anin berharap dapat mengikuti jejak Pak Dirman dalam menempuh jenjang pendidikan serta karir.

“Setelah saya melihat sendiri, saya meyakini pak Dirman orang yang bijak. Pengin meniru jejak beliau,” harapnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Anin dan Afif dikeluarkan dari sekolahnya pada 6 dan 7 Februari 2018.

Pihak sekolah menduga keduanya melakukan tindak kekerasan dan bullying. Namun baik Anin maupun Afif merasa tidak melakukan apa yang dituduhkan pihak sekolah. (sen)

  • Bagikan