RAKYATJATENG, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap sejumlah calon kepala daerah. Ketua KPK Agus Rahardjo menyebut pihaknya memang intens melakukan pemantauan.
“Ini sebetulnya kita sudah mempelajari juga. Karena ada beberapa calon kepala daerah yang mau ikut kompetisi di pilkada yang akan datang, padahal kita tahu persis yang bersangkutan tidak lama lagi akan jadi tersangka,” kata Agus di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (28/2).
Bila informasi soal dugaan pidana korupsi valid, KPK langsung bergerak melakukan OTT. “Kita sudah diskusi, apa tidak sebaiknya kita declare (mengumumkan) saja supaya kemudian rakyat tidak salah pilih. Itu satu,” sebut Agus.
Agus mengatakan OTT tersebut juga menjadi pengingat agar calon kepala daerah, terutama incumbent, tidak main-main dengan dana rakyat. Dana dalam APBD, ditegaskan Agus, merupakan amanah.
“Jadi yang sering polanya ini dipergunakan untuk kampanye, untuk pemenangan yang bersangkutan dalam pilkada yang akan datang,” kata Agus.
Agus mengingatkan KPK telah mengantongi banyak informasi mengenai calon kepala daerah lainnya. Dia lalu menyatakan mungkin kepala daerah lainnya bisa menyusul terkena operasi KPK.
“Dan tidak tertutup kemungkinan daerah lain juga bisa nambah lagi kalau mereka tidak berhenti. Jadi ini peringatan keras bagi teman-teman, terutama incumbent yang kemudian melakukan kompetisi di pilkada yang akan datang,” sambungnya.
“Kadang bukan incumbent juga, kadang untuk mendukung pihak tertentu ada juga,” ujarnya.
Terkait penindakan di masa pilkada, KPK sudah menetapkan tersangka lewat operasi tangkap tangan, antara lain cabup Jombang Nyono Suharli Wihandoko, cagub NTT Marianus Sae, cabup Subang Imas Aryumningsih, serta cagub Lampung Mustafa. Terakhir, KPK mengamankan cagub Sultra Asrun.
Asrun sebelumnya menjabat Wali Kota Kendari dua periode, yakni 2007-2012 dan 2012-2017. Dia diamankan bersama anaknya, Adriatma Dwi Putra (ADP), yang juga Wali Kota Kendari saat ini. Mereka kini sedang dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan lanjut. (dtc)