Messi Dianggap Alien dan FIFA Diminta Larang Bermain

RAKYATJATENG - Sebuah kekalahan memang terasa menyakitkan. Apalagi jika kekalahan tersebut terjadi dalam sebuah pertandingan dramatis. Tak heran jika kepedihan tersebut masih dirasakan hingga bertahun-tahun kemudian. Itulah yang dirasakan Carlos Queiroz, sejak 2014 hingga saat ini. Meski sudah berselang empat tahun, eks asisten pelatih Manchester United di era Sir Alex Ferguson ini masih belum bisa move on. Kekalahn Iran dari Argentina di Piala Dunia 2014 seolah tak pernah hilang dari ingatannya. Kala itu Iran disingkirkan Tim Tango dengan skor tipis 1-0. Queiroz menyaksikan sendiri sebuah tendangan melengkung Lionel Messi menghujam ke dalam gawang timnya di laga tersebut. Gol itu dinilai bukan sebuah gol biasa karena tercipta dalam sebuah momen yang tidak diduga. "Saya tidak suka dengan kekalahan, tapi saya biasanya tidak membawa kekalahan tersebut berlarut menjadi sebuah perasaan negatif," ucap Queiroz di DailyStar. Dia menambahkan, "Saya selalu katakan bahwa Messi adalah pemain yang sangat luar biasa. Dia bukan berasal dari bumi. Jika memang dia manusia, dia tidak mungkin menciptakan momen ajaib dalam laga tersebut (Argentina vs Iran)." Queiroz bahkan benar-benar menganggap Messi bukanlah manusia biasa. Melainkan sosok Alien atau makhluk luar angkasa yang memilih untuk menetap di bumi. "Dan masih ada banyak momen spesial yang datang dari seorang pemain yang seharusnya tidak diberi izin untuk bermain oleh FIFA. Sampai semuanya terbukti bahwa dia benar-benar manusia!" tegas pria asal Portugal ini. Pernyataan Queiroz memang punya alasan kuat. Messi saat ini telah muncul sebagai mesin rekor bagi Barcelona. Sejumlah rekor yang puluhan tahun bertahan, pecah di kaki pemain 30 tahun ini. Messi pula menjadi pemain pertama di dunia yang mampu meraih lima trofi Ballon d'Or. Satu-satunya pemain yang mampu mencetak lebih dari 40 gol bagi klub dalam 8 musim secara beruntun hanyalah Lionel Messi. Hingga saat ini Messi setidaknya telah mencetak 537 gol dalam 622 partai bersama Barcelona. (JPC)