Sungguh Memilukan, Begini Pengakuan Budak Seks ISIS

  • Bagikan
RAKYATJATENG - Seorang wanita Yazidi, Farida Abbas Khalaf menceritakan kisahnya sebagai budak seks ISIS selama empat bulan. Perempuan 22 tahun ini ditangkap pada tahun 2014 ketika ISIS menghancurkan desanya dan membunuh semua pria termasuk ayah dan kakaknya. Semua pria dibantai kala itu. Perempuan dan anak-anak ditangkap dan dibawa oleh ISIS. Farida mengatakan, mereka dianiaya dan dipaksa untuk melihat anak gadis berusia delapan tahun diperkosa oleh seorang tentara. "Saya harus bersih-bersih, mencuci pakaian, memasak, sama seperti perempuan Yazidi lainnya. Saya juga menjadi budak seks," kata Farida seperti dilansir dari Daily Mirror akhir pekan ini. Mereka, ujar Farida, memperlakukannya dengan sangat kejam dan tak manusiawi. "Setelah diperkosa, saya langsung dipukuli. Dua bulan yang lalu saya tidak bisa bergerak," ujarnya. Ia mengaku dijual dari anggota satu ke anggota lainnya. Pertama kali dia ditawari untuk dijual di pasar budak di Raqqa, Syria. Namun Farida berhasil mempertahankan kekuatan mentalnya dengan memikirkan ayahnya yang terbunuh. "Ayah saya selalu berkata, 'kamu harus menjadi seorang gadis yang kuat dan pemberani, apapun yang terjadi'," ujarnya. Setelah empat bulan menjadi budak, Farida dan lima perempuan lainnya berhasil kabur. "Kami tidak punya pilihan lain, kami melarikan diri pada malam hari. Di pagi hari kami mengetuk pintu rumah, tanpa mengetahui apakah orang akan tinggal di dalamnya," katanya. Dengan bantuan para pedagang mereka bisa kabur kembali ke Irak. Orang-orang itu membantu meminta imbalan, dan Farida menjanjikan akan membayar. Saat ini Farida tinggal di Jerman, dia mencoba memulai hidup baru. Dia menemukan kebahagiaan baru setelah bertemu dengan Nazhan Alias Hassan, 23 tahun, seorang rekan Yazidi. Mereka baru saja bertunangan. Saat ini, Farida aktif di sebuah LSM bernama Yazda. Ia mencoba membawa kasus ISIS ke pengadilan dan meminta hukum internasional mengakui atas pembunuhan masal terhadap minoritas Yazidi di Irak dan Syria. (AFP/iml/JPC)
  • Bagikan

Exit mobile version