PKS Ingin Jadi Pendamping Jokowi di Pilpres, Fahri Hamzah: Sedih Saya Dengernya
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Sampai saat ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum juga mengumumkan siapa calon pendampinginya di Pilpres 2019 mendatang. Walaupun sudah banyak partai koalisinya yang menyatakan dukungan pada Jokowi untuk kembali maju di Pilpres.
Bahkan, tidak sedikit ketua umum partai pendukung pemerintah yang mulai ‘cari muka’ agar digandeng Jokowi di pilpres 2019.
Menanggapi hal itu, Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah mengaku telah mendapatkan informasi, bahwa saat ini partainya sudah mulai bergerak untuk menjadikan salah satu kadernya pasangan dari Jokowi di 2019.
“Saya denger di PKS sekarang ada gerakan ingin jadi wakil Pak Jokowi, sedih saya dengarnya,” ujar Fahri Hamzah saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (15/2).
Fahri Hamzah mengaku mengetahui gerakan itu dari internal elite PKS sendiri. Walaupun dirinya sudah tidak dianggap oleh partai yang dikomandoi oleh Sohibul Iman ini.
“Saya meski diginiin, tapi kuping saya di kader PKS kan banyak, temen-temen (PKS) masih lapor lah,” katanya.
Menurut Fahri, seharusnya kader-kader PKS jangan hanya berharap menjadi pendamping Jokowi. Tapi berani menjadi capres dan menantang Jokowi di 2019 nanti.
“Jokowi saja di 2014 lalu, berani tampil menjadi capres. Gagah sedikit dong, maju ingin jadi capres. Baru bisa partai itu jadi besar,” ungkapnya.
Fahri menegaskan, PKS ini lahir setelah reformasi yakni tanggal 20 April 2002. Jadi seharusnya berani bersaing dengan calon lain untuk mengusung perubahan. Tapi kenapa saat ini tiba-tiba malah ingin menjadi pendamping Jokowi.
“Dulu kan kami demo berdarah-darah di jalan. Masa enggak berani jadi presiden (PKS). Malah ngarep jadi cawapres Jokowi,” pungkasnya. (Fajar/JPC)