Derita Imigran Afrika di Israel: Pergi atau Dipenjara Tanpa Batas Waktu
FAJAR.CO.ID - Para imigran Afrika, khususnya yang berasal dari Eritrea dan Sudan, diusir Israel keluar dari negara tersebut. Jika tidak melakukannya, mereka akan dipenjara tanpa batas waktu.
Hal ini menurut laporan harian Israel, Haaretz. Pada Minggu (3/1), gelombang pemberitahuan pertama diberitahukan kepada orang-orang yang berada di negara tersebut tanpa keluarga.
Sekitar 20 ribu orang yang tidak ditahan di fasilitas penahanan terbuka di negara itu diperkirakan akan pergi dari Israel dalam waktu 60 hari. Mereka harus melakukannya, daripada hidup di penjara tanpa batas waktu.
Menurut Haaretz, para imigran Afrika itu akan diminta pergi ke Rwanda, atau kembali ke negara asal mereka.
Pada Desember, Parlemen Israel Knesset mengeluarkan sebuah undang-undang yang memberi wewenang kepada Pemerintah Israel untuk memaksa para imigran keluar dari Israel. Selama kunjungan ke pusat penahanan, perwakilan pemerintah memberikan surat kepada pengungsi dari Rwanda dan Uganda untuk pindah.
“Kami ingin memberi tahu Anda kalau Israel telah menandatangani kesepakatan yang memungkinkan Anda meninggalkan Israel ke negara lain yang bisa memberi visa tinggal yang memungkinkan bekerja di negara tersebut,” tulis pengumuman tersebut.
Saat ini Israel merupakan rumah bagi sekitar 40 ribu imigran. Ini menurut data pemerintah. Termasuk 27.500 imigran dari Eritrea dan 7.800 dari Sudan. Data tersebut berdasarkan yang dirilis badan pengungsi PBB (UNHCR).
Sebagian besar Imigran di Israel berasal dari Sudan dan Eritrea tiba dalam 10 tahun terakhir dari negara tetangga Mesir. Sebagian besar imigran melarikan diri dari perang, penyiksaan, dan penganiayaan lainnya. (ina/JPC)