Dipimpin Airlangga, Golkar Sukses Curi Pemilih PDIP

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Tahun politik di 2018 semakin memanas, partai politik (parpol) besar saling berusaha mendapatkan pemilih baru untuk mendongkrak suaranya. Kecelakaan dan manuver politik memberikan dampak besar terhadap kepercayaan publik terhadap parpol.

Sebagaimana hasil dari survei terakhir Lingkaran Survey Indonesia (LSI) yang menyebutkan Partai Golkar berhasil mencuri pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Peneliti LSI Rully Akbar menuturkan, kedua partai itu memiliki basis pemilih yang sama. Ketika Ketua Umum Golkar Setya Novanto terseret kasus dugaan korupsi proyek e-KTP, banyak pemilihnya dan beralih ke PDIP.

“Jadi pemilih Golkar lari ke PDIP karena mereka punya segmen sama. Segmen pemilih basis wong cilik jadi pemilih Golkar yang sempat kecewa dengan struktur kepemimpinan Setya Novanto yang pada waktu itu diduga terkait isu kasus e-KTP,” ungkap Rully di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (24/1).

Namun, setelah Golkar melakukan revolusi kepengurusan dengan menunjuk Airlangga Hartarto sebagai ketua umum kondisinya mulai berubah. Airlangga berhasil mengembalikan citra partai berlambang pohon beringin tersebut dan merebut kembali kepercayaan publik. “Airlangga Hartarto memberikan harapan baru bagi Golkar,” lanjutnya.

Selain sosok Airlangga, sebut Rully, hal yang mempengaruhi kepercayaan publik ke Golkar karena program pro rakyat yang ditawarkan. Seperti, harga sembako terjangkau, memperluas lapangan kerja, program rumah mudah akses turut menyakinkan masyarakat untuk kembali memilih Golkar.

“Tiga program Golkar rata-rata di atas 80 persen disukai pemilih. Akhirnya pemilih yang sempat pergi ke PDIP balik lagi ke kandang Golkar,” pungkas Rully.

Diketahui, dari hasil survey LSI yang diolah, elektabilitas PDIP dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan bertahap. Pada bulan Agustus 2017 suara Golkar mencapai angka 28,3 persen. Angka tersebut turun 5,6 persen di Desember menjadi 22,7 persen dan terakhir di Januari menyisakan 22,2 persen.

Angka tersebut berbanding terbalik dengan elektabilitas Golkar yang terus naik. Pada Agustus 2017 suara partai pohon beringin hanya 11,6 persen, kemudian naik menjadi 13,8 persen pada bulan Desember, dan terakhir di bulan Januari sudah mencapai angka 15,5 persen. (Fajar/JPC)

 

  • Bagikan