Airlangga Diingatkan, Segera Bersihkan Golkar dari Rezim Setnov yang Korup

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID - Jargon “Golkar Bersih” dan “Golkar Bangkit” yang menjadi tegline Airlangga Hartarto selaku Ketua Umum baru DPP Partai Golkar tidak boleh berhenti hanya sebagai pepesan kosong tanpa makna. Demikian pesan senior Golkar Zainal Bintang yang kini sidang berlibur di Singapura, seperti dalam keterangan tertulis kepada redaksi, Kamis (28/12). Menurut anggota Dewan Pakar Golkar itu, makna Golkar bersih sangat penting diimplementasikan. Soalnya saat ini Golkar sedang berpacu dengan waktu. Disatu sisi, Airlangga wajib hukumnya membersihkan tubuh kepengurusan Golkar dari sisa-sisa rezim Setya Novanto yang korup, dan pada saat yang sama Golkar harus mampu merebut kembali hati dan simpati mayoritas pendukungnya yang saat ini sedang berpindah kepada parpol lain. Tidak ada pilihan lain bagi Airlangga kalau jika ingin sungguh-sungguh memulihkan kembali citra Golkar, adalah harus melakukan revitalidasi atas struktur DPP Golkar yang selama ini didominasi oleh loyalis mantan ketua umumnya yang sekarang dalam tahanan KPK karena terlibat skandal mega korupsi KTP lektronik. “Namun hendaknya langkah revitalisasi itu dilakukan secara terukur dan gradual,” ucap Bintang menekankan. Langkah revitalisasi itu dapat dimulai dengan mengganti figur yang ada diposisi strategis, seperti Sekjen, Bendahara Umum, Ketua OKK dan Ketua Pemenangan Pemilu. Dengan memasang kader potensial yang segar yang memenuhi kualifikasi standard moral PDLT (Prestasi, Dedikasi Loyalitas dan Tidak Tercela) pada posisi strategis tersebut di atas, maka Airlangga bisa mencapai dua hal yang sangat penting. “Pertama menumbuhkan semangat kerja (etos) pengurus baru yang segar. Dan yang kedua hal itu sekaligus dapat menimbulkan daya tarik dan kepercayaan konstituen untuk kembali memilih Golkar,” tambah Bintang yang juga wartawan senior itu. Bintang juga berharap supaya penentuan figur kader untuk posisi strategis tersebut di atas sebaiknya dipercayakan sepenuhnya kepada Airlangga. Airlangga bukan anak kemarin di Golkar. Sudah berkiprah di Golkar sejak awal reformasi dan pada tahun 2004 dia menjadi anggota DPR RI tiga priode sampai sekarang. Namun berhenti setelah diangkat jadi Menteri Perindustrian oleh Presiden Joko Widodo pada Juli 2016 menggantikan Saleh Husin. “Airlangga harus diberi kebebasan menentukan kabinetnya. Terutama penujukkan figur yang bakal jadi Sekjen. Hendaknya Airlangga jangan diintervensi. Oleh siapapun juga,” tegas Bintang. Menurutnya Airlangga perlu figur seorang Sekjen yang dikenal oleh semua kader dan yang mengetahui secara paripurna karakter Golkar. “Dan terpenting haruslah orang kepercayaan Airlangga sendiri. Supaya ‘jangan ada dusta diantara kita’,” kata Bintang menutup komentarnya. [rus]
  • Bagikan

Exit mobile version