Media Diminta Tidak Tergiring “Hoax” Jelang Pilkada
FAJAR.CO.ID - Komisi Pemilihan Umum Kota Bekasi meminta media massa tidak terpancing hoax menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2018.
Imbauan itu disampaikan Ketua KPU Kota Bekasi, Ucu Asmara Sandi, dalam sosialisasi dan tatap muka dengan awak media pers, Kamis kemarin (14/12/2017).
Menurutnya, jelang pilkada akan bertebaran kabar yang sumber informasi dan validitasnya meragukan dan dipertanyakan. Untuk itu, media jangan sampai terpancing dan terbawa arus untuk menyebarkan informasi tersebut.
“Awak media harus melakukan cek dan ricek terhadap kebenaran semua informasi yang mereka terima. Apalagi menyangkut nama baik seorang calon kepala daerah. Maklum, jelang pilkada banyak informasi hoax yang dihembuskan oleh pihak-pihak yang ingin menjatuhkan kredibilias dari lawan-lawan politiknya,” jelas Ucu.
Dia juga meminta agar media mampu menyampaikan informasi secara menyeluruh kepada masyarakat pemilih terkait tahapan Pilkada 2018. Pers memiliki peranan penting untuk ikut menyukseskan pesta demokrasi.
“Pemilihan wali kota dan gubernur 2018 sudah sebentar lagi dilaksanakan. Tentunya KPU tidak bisa berjalan sendirian tanpa adanya campur tangan insan pers,” ujar Ucu.
KPUD sendiri sengaja menggelar sosialisasi dan bertatap muka dengan awak media karena insan pers memiliki peranan penting untuk ikut serta menyukseskan jalannya pemilu nanti.
“Sukses tidaknya Pilkada Serentak 2018, juga tidak lepas dari peran media dalam menyajikan informasi kepada masyarakat. Dengan adanya koordinasi ini diharapkan informasi yang tersebar di masyarakat adalah yang benar-benar dibutuhkan masyarakat,” jelas Ucu, dalam keterangannya, Jumat (15/12).
Hal serupa disampaikan Komisioner KPUD Bekasi Syafrudin. Menurutnya, peran media massa sangat penting karena sebagai pilar demokrasi yang melaporkan berbagai kegiatan dalam rangkaian proses pilkada.
“Hal ini juga merupakan peran insan pers dalam mempublikasi dan juga harus berperan di media sosial,” ujar dia.
Namun, lanjutnya, jangan menjadi sekelompok insan pers yang mendukung salah satu pasangan calon jagoannya alias harus independen dengan memegang teguh kode etik jurnalistik. Pers diharapkan terus menjaga independensi dalam memberikan pemberitaan yang sehat, dan terlebih bukan memberitakan hoax.
“Nanti pada saat kampanye kita akan mengadakan rapat dengan tim sukses paslon. Untuk menghitung jumlah akun media sosialnya dan kita akan memverifikasi bekerja sama dengan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia),” pungkas Syafrudin. (wah/rmol/fajar)