Ibas: Trump Buat AS Tak Layak Jadi Panutan Demokrasi
FAJAR.CO.ID - Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas turut mengomentari pengakuan sepihak Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terkait Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR ini mengaku prihatin, sebab negara yang seharunsya menjadi panutan demokrasi dunia mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan kecaman.
Legislator dapil Jatim itu menilai pernyataan Trump sangat tidak mencerminkan sikap pemimpin negara adidaya yang selama ini berperan besar menjaga perdamaian dunia.
“Di saat dunia internasional terus membangun komitmen dan terus menjalin persatuan untuk menciptakan kedamaian dan keamanan global, kini proses itu tercederai,” kata Ibas, Sabtu (9/12/2017).
Karena itu, anggota Komisi X DPR ini mendorong Indonesia agar semaksimal mungkin sesuai konstitusi negara berperan proaktif menggunakan jalur diplomasi, membangun komunikasi diplomatik.
“Presiden Donald Trump telah melecehkan konsensus internasional dalam resolusi Majelis Umum PBB Nomor 181 tahun 1947 yang di dalamnya tertera rekomendasi two state solution,” katanya.
Mantan anggota Komisi I DPR ini menambahkan, konflik Palestina-Israel tak pernah luput dari perhatian dunia internasional. Jadi, lanjut Ibas, jika Trump masih menghormati eksistensi negara-negara lain yang sejak awal berperan aktif bersama menjaga perdamaian dunia, maka tidak ada alasan lagi baginya untuk tidak mematuhi deretan resolusi PBB dan lembaga internasional lainnya soal Yerusalem.
“Jangan lupa proses panjang yang telah ditempuh bersama semua pihak menuju perdamaian di Timur Tengah,” kata putra Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu. (boy/jpnn/fajar)