Kalau Mau Berbinis Tunjukan Showroomnya, Jangan Dapur, Itu Bahaya!

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Dalam berbisnis harus ada strategi jitu agar produk yang dihasilkan bernilai tinggi dan disukai banyak orang. Yang pent­ing lagi, jangan sampai orang luar lihat ‘dapur’ kita, bisa bahaya.
Hal itu disampaikan Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata, Tazbir, saat memberikan kata sambutan di workshop bertema Pengem­bangan Kreativitas Perempuan Dalam Bisnis Pariwisata di Hotel Bumi Wiyata Depok, kemarin. “Berbisnis memang harus pakai strategi. Kalau mau lihat produk, lihat saja di showroom, nggak boleh lihat dapur kita,” kata dia.

Menurut Tazbir, wanita adalah aset nasional dalam hal kreativi­tas. Besarnya produk tekstil berupa kerajinan tangan seperti tenun, batik, lurik, 95 persen pekerjanya adalah wanita. Den­gan demikian, sudah betul kalau wanita dibilang pahlawan.

Dia mencontohkan wanita yang memiliki kreativitas di sentral-sentral kerajinan tenun di NTT dan Pulau Jawa. Mereka tak kenal lelah mengerjakan kerajinan tangan dengan segala kesederhanaannya yang kemu­dian bisa diekspor.

Tidak bisa dipungkiri, wanita punya keterampilan, kemampuan sebagai salah satu kekuatan dalam hal pekerjaan tangan. Itu sebetul­nya harta karun Indonesia kar­ena ketrampilannya itu bisa turun menurun beberapa generasi. “Jadi kalau ada pembeli dari Malaysia, bilang ke mereka hanya boleh lihat di showroom nggak boleh lihat dapur kita,” ujarnya.

Ketua Dewan Pembina Komu­nitas Perempuan Kreatif (Kom­pak) Dewi Arimbi Soeharto Alamsjah mengatakan, kreativi­tas m emang banyak dilakukan oleh kaum wanita. Dari mu­lai hal-hal sederhana dan pada dasarnya manusia itu kreatif.

Jika dikaitkan dengan bisnis pariwisata, menurut dia, kontek­snya sangat luas. Di Indonesia, ada sumber daya alam dan budaya yang sangat banyak, begitu ditam­bah dengan kreativitas wanitanya, tentu akan makin melejit. Tujuan­nya seperti itu. “Kita pikirkan bagaimana caranya. Jadi kita buat bertahap, ada workshop kerajinan tangan yang dibuat untuk mema­jukan kreativitas dalam kehidu­pan yang juga bisa mendukung pariwisata Indonesia,” jelasnya.

Ketua Umum Kompak, Annie Alex Sato Bya menambahkan, saat ini fokus ke bisnis, meski kegiatan sosial yang dilakukan­nya lumayan banyak. Sebagai contoh, pihaknya memberikan pinjaman modal kepada anggota yang ingin memajukan hasil produk kreativitasnya.

Sebab itu, kata Annie, pihaknya mencari wanita-wanita kreatif untuk direkrut. Ini juga untuk memajukan produk mereka ke depan secara nasional hingga mancanegara. “Banyak kok yang kreatif. Diharapkan wanita-wanita ini dari seluruh Indonesia. Kami tidak pilih-pilih, tapi dengan syarat harus kreatif,” katanya.

Sementara, Sekjen Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) Nurwahidah Saleh me­nyatakan, pihaknya sudah sangat peduli dan terlibat langsung dalam bisnis pariwisata. Ipemi sudah ada di 34 propinsi dan 300 kabupaten/kota ditambah empat Negara yakni Thailand, Malaysia, Brunai dan Turki.

“Ini sangat membantu untuk bisnis pariwisata. Produk yang kami hasilkan sangat berkualitas dan penuh kreativitas tinggi, bisa disebut produk unggulan lah. Mereka sekarang sudah bisa dengan rajutan, batik, anyam, sulam dan itu sudah ada tersebar di berbagai daerah,” ucapnya.

Saat ini, menurut Nurwahidah, Ipemi berharap ada kepedulian pemerintah, partisipasi dan du­kungan untuk semakin bagusnya produk-produk Indonesia. “Se­lama ini kami jalan sendiri, bina dan lakukan pendekatan sendiri meski untuk di daerah mereka sudah pandai juga melakukan pendekatan kepada pemda,” ujarnya. ***

 

  • Bagikan