Orkestra: Gerindra Ungguli PDIP, Demokrat dan Golkar Jeblok
FAJAR.CO.ID - Hasil survei Organisasi Kesejahteraan Masyarakat (Orkestra) menempatkan elektabilitas Partai Gerindra unggul dari PDI Perjuangan. Sedangkan keterpilihan Partai Demokrat turun dan Partai Golkar jeblok.
“Gerindra menjadi partai pilihan publik dan mampu menggesar elektabilitas PDIP sebagai pemenang Pemilu 2014,” kata Ketua Umum Orkestra Poempida Hidayatulloh di Jakarta, Minggu (3/12/2017).
Survei digelar 6-20 November 2017 melibatkan 1.300 responden dari 34 provinsi Indonesia. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan metode multistage random sampling. Adapun margin of error kurang lebih tiga persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Poempida mengatakan, berdasarkan hasil survei Partai Gerindra menempati posisi teratas dengan tingkat keterpilihan 15,2 persen.
Disusul PDI Perjuangan 12,5 persen, Partai Demokrat 7,4 persen, Golkar 7,3 persen, PKS 5,8 persen, PKB 5,4 persen, PPP 3,4 persen, PAN 3,3 persen, Partai Nasdem 3,3 persen, Perindo 2,9 persen. Partai Hanura 2,4 persen, PSI 2 persen, PKPI 1,8 persen, PBB 1,6 persen. Sedangkan yang menjawab tidak tahu 25,6 persen.
Poempida menjelaskan berdasarkan survei, terlihat perubahan peta kecenderungan pemilih dibanding Pemilu 2014. Dia menjelaskan pada Pemilu 2014, PDI Perjuangan menjadi pemenang pemilu dengan perolehan suara 18,95 persen. Sedangkan Pemilu 2019 mendatang memungkinkan terjadi perseteruan sengit tiga parpol besar yaitu Gerindra, PDIP dan Demokrat.
“Gerindra memiliki peluang besar memenangkan Pileg 2019,” kata mantan anggota DPR ini.
Dia mengatakan jika tidak ada kesalahan besar dan mampu merawat basis pendukung, sementara tidak ada inovasi cemerlang yang dibuat oleh partai lain, maka partai besutan Prabowo Subianto itu akan mengukir sejarah dengan menjadi pemenang Pemilu 2019.
Dia mengatakan, Gerindra diminati secara luas dan dari beragam segmen pemilih baik dari sisi geografi, ekonomi, pendidikan dan usia pemilih.
Menurutnya, isu mengenai UU Ormas cukup menggerus suara PDIP dan melambungkan Partai Gerindra. Ditambah dengan Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan rentetan isu-isu penting tentang kepemimpinan cukup merebut simpati publik yang mayoritas muslim.
Yang menarik, kata Poempida, temuan survei adalah jebloknya elektabilitas Golkar dari 14 persen pada Pileg 2014 menjadi 7,3 persen.
“Polemik dualisme di tubuh Golkar dan kepemimpinan Setya Novanto yang tersandera kasus KPK cukup berpengaruh terhadap elektabilitas Golkar saat ini,” pungkasnya. (boy/jpnn)