1.300 Warga Papua Disandera, Ini Saran Anak Buah Megawati

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin menyatakan, satuan tugas (satgas) terpadu bentukan TNI dan Polri yang hendak mengakhiri aksi kelompok bersenjata penyandera 1.300 warga di Kecamatan Tembagapura, Mimika, Papua harus benar-benar bertindak cermat. Harapannya, proses pembebasan sandera bisa lancar tanpa ada korban jiwa.

“Meski kelompok itu menolak negosiasi yang dilakukan satgas terpadu dari Polri dan TNI, aparat keamanan tetap harus melakukan langkah-langkah persuasif dan preventif agar masyarakat bisa terbebas dari intimidasi dan ancaman kelompok bersenjata, serta tidak menimbulkan korban jiwa,” ujar Hasanuddin melalui layanan pesan singkat, Sabtu (11/11).

Pensiunan TNI dengan pangkat terakhir mayor jenderal itu menambahkan, kelompok bersenjata yang diduga dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) tersebut bisa jadi berkekuatan hingga ratusan personel. Sebab, kelompok itu bisa mengurung dua kampung dan menyandera 1.300 warga.

Karena itu, Hasanuddin juga mengingatkan satgas terpadu agar cermat dalam melakukan pemetaan sehingga bisa mengambil tindakan terukur. Menurut legislator PDI Perjuangan itu, Badan Intelijen Negara (BIN) harus dilibatkan secara penuh.

“Sebab, BIN memiliki kisah sukses dalam merangkul tokoh separatis di Aceh. Saya yakin satgas terpadu dari polisi dan TNI bisa mengatasi persoalan itu,” tegas politikus yang akrab disapa dengan panggilan Kang TB itu.

Hal penting lainnya yang jadi perhatian Hasanuddin adalah perlunya memberi penjelasan ke dunia internasional tentang kasus penyanderaan itu. Tujuannya agar citra Indonesia di mata dunia tak buruk karena persoalan Papua memang pelik.

“Para diplomat juga jangan tinggal diam. Persoalan Papua memiliki rentang diplomasi yang amat luas, ada negara yang mendukung Indonesia dan ada juga negara yang amat kritis. Apalagi, Pak Jokowi sekarang ini sedang berada di Vietnam menghadiri acara KTT APEC,” ucapnya. (Fajar/jpnn)

 

  • Bagikan