Sindiran Menohok Gerindra Buat Aparat Hukum Soal Kasus Meme Setnov, Laiskodat dan Jonru
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Langkah cepat aparat kepolisian menangani laporan ‘meme’ Ketua DPR RI Setya Novanto dan Jonru Ginting mendapat tanggapan serius dari politisi Gerindra, Muhammad Syafi’i
Syafi’i menilai penegakan hukum di Indonesia masih terlihat tebang pilih. Dikatakan, hukum hanya berlaku buat orang-orang kecil dan tidak berlaku kepada pejabat negara, atau penguasa di negeri ini.
Pernyataan Syafi’i ini menyinggung penanganan kasus laporan meme Setya Novanto dan Jonru serta laporan fitnah yang dilakukan oleh Viktor Laiskodat, yang secara terang-terangan menebar kebencian dan fitnah terhadap partai Gerindra, PAN, PKS dan Demokrat.
“Kalau aparat penegak hukum tebang pilih itu sesuatu yang tidak saya herankan. Itu memang sudah menjadi kelakuan aparat hukum kita,” kata Syafi’i, Jumat (10/11).
Lanjut Syafi’i, sistim penerapan hukum yang berlaku di negara ini pernah disinggung lewat doanya beberapa waktu lalu saat sidang Paripurna bersama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Makanya dalam doa saya, saya mengatakan hukum ini seperti pisau tajam kebawah tumpul keatas,” ucapnya.
Syafi’i juga mengaitkan kasus penanganan laporan Viktor Laiskodat dengan kasus Jonru Ginting. Menurut dia, laporan Jonru begitu cepat ditangani dan ini berbanding terbalik dengan yang dilakukan kepada Laiskodat.
“Itu orang kecil nggak punya kekuatan ditangkap. Sementara orang besar seperti Victor Laiskodat, tapi Victor kan orang besar. Kita akan tahu siapa dibelakang Victor. Dia Ketua Fraksi Nasdem. Nasdem itu siapa? Nasdem itu kan kadernya Jaksa Agung. Jadi kalau Victor seperti itu ya mereka kan punya Jaksa Agung,” jelasnya.
Sementara Jonru tidak miliki bekingan seperti yang dimiliki Laiskodat. “Jonru nggak punya siapa-siapa. Itu memang sudah fakta yang saya nggak heran sedikitpun kalau aparat hukum kita melakukan tebang pilih tebang seperti itu,” tutupnya. (Aiy/Fajar)