Video Mesum Hanna Annisa Popoler di Google Trends, Netizen di Maluku Terpengaruh

  • Bagikan
JAKARTA - Beredar video mesum alumni mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menjadi trending topik semenjak Rabu kemarin. Warganet mulai membicarakannya dalam dua hari terakhir. Rasa penasaran membuat netizen ramai mencari video itu. Di laman mesin pencarian google, kata kunci Video Hanna Anisa menjadi trend pertama. Pada Kamis (26/10), pencarian nama Hanna Anisa melalui mesin pencari Google makin menjadi. Bahkan, mengalahkan popularitas Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Anies Baswedan. Perbandingannya lumayan jauh. Dicek melalui trends.google.com, pencarian dengan kata kunci Video Hanna Anisa sejak Rabu (25/10) terus meningkat tajam. Kenaikan drastis dimulai pada Rabu, pukul 16.00 WIB. Pencarian mencapai titik tertinggi terjadi pada Rabu pukul 22.00 hingga Kamis (26/10), pukul 02.44. Google memberikan nilai sampai 100 pada pencarian Video Hanna Anisa. Itu berarti, minat warganet untuk mencari informasi terkait itu sangat tinggi. Di saat yang bersamaan, minat pencarian dengan nama Jokowi hanya 12 dan Anies Baswedan berada di angka 8 pada Kamis dini hari. Setelah itu, warganet yang mencari dengan kata Video Hanna Anisa terus menurun. Meski, tetap tertinggi dibanding pencarian atas nama Jokowi dan Anies Baswedan. Sementara pada pukul 11.00 WIB atau umumnya jam istirahat kantor, pencarian Video Hanna Anisa kembali melonjak lagi. Rasa penasaran warganet, bisa dilihat dari berbagai kata kunci yang digunakan dalam mencari video itu. Selain kata kunci Hanna Anisa, dan Video Hanna Anisa, banyak juga yang menggunakan kata kunci hanna anisa download video, download video hanna, serta hanna anisa download. Pencarian Video Hanna Anisa tidak hanya dilakukan di kota-kota besar. Google Trends mendeteksi bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia membicarakan perempuan itu. Hanya warganet Papua dan Maluku yang lebih banyak mencari segala sesuatu terkait Jokowi di internet. Hal itu juga dibenarkan oleh Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati saat dikonfirmasi JawaPos.com, (Grup Jawapos). Menurut Devie, di era teknologi internet yang bising (over dosis informasi), memang membutuhkan sebuah narasi yang kuat, untuk dapat membuat sebuah informasi kemudian mampu mencuri perhatian warga digital. “Biasanya berita-berita yang sensasional adalah salah satu berita yang akan menarik perhatian. Dalam konteks video mahasiswa tadi, tentu saja kasus ini memenuhi unsur-unsur sensasional,” tegas Devie. (ika/JPC/fajar)
  • Bagikan

Exit mobile version