Tak Kapok Nulis Sindiran, Nikita Mirzani Samakan Anies Baswedan dengan Cendol

JAKARTA – Artis sensasional Nikita Mirzani, rupanya tak kapok-kapok membuat sindiran melalui sosial media. Belum habis urusannya soal dugaan cuitan di twitter yang dinilai menghina panglima TNI, kali ini janda dua anak ini kembali menyindir Gubernur DKI Jakarat Anies Baswedan.

Sindiran itu, Niki-sapaannya- ditulis lewat instagram storynya 11 jam yang lalu. “Asli gue ga tahan mau posting tentang keadaan Jakarta sekarang, tapi nanti takut dibilang ga bisa move on dari yang lama. Padahal ga ada urusannya. Kalo gue mah orangnya yang lalu biar berlalu. Cuman kalo penggantinya kaya es cendol gini bijimane.!!,” Tulis Niki.

Rupanya, Nikita Mirzani menulis sindiran tersebut soal pembelaan Anies Baswedan soal kata pribumi dalam pidatonya.

“Anyway, Jadi yang ngeliat orang Belanda waktu jaman penjaja itu cuma orang jakarta aja. Fix. Berarti gue yang Tololan.” Kata Nikita Mirzani.

“Bentar lagi. Sebentar lagi, semua yang sudah disusun dengan rapi, bakalan ancur-ancuran. Bakalan ada demi lagi yah.” Sindirnya.

Unggahan Nikita tersebut kembali dibanjiri komentar pedas dari netizen. Niki disebut hanya mencoba cari sensasi dengan sejumlah sindirannya.

“Jakarta ancur atau kotor jugakan gimana masyarakatnya,kok nyalahin gubernurnya…??? Lagi pula gubernur yg sekarang jugakan menang karena dipilih rakyat, kenapa pula pake kaga terima??? Terus situ pikir gampang jadi seorang pemimpin…??? hadeuuhh….mba nikmir ini cari sensasi atau gimana sih..” kata akun_nurlelaandrayani_.

“Harusnya di dukung .gmn mau maju kalau pada nyinyir duluan .belom jg di liat kinerjanya,” celetuk akun zoyaaall.

“Biluh djelantik juga brani dia. Blm pd move on. Kan blm liat kerjanya 100hri. Dulu waktu jokowi jg gtu baru kerja udah dibully mulu.” kata akun luludiah64.

“Mana bs si niki ngerti soal kerja Gubernur, wong yg dia ngerti cm kerja diranjang aja koq,” tulis akun bryandarrell20.

Seperti diketahui, kata Pribumi dalam pidato Anies Baswedan kini berbuntut panjang, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu akhirny dipolisikan.

Namun, Anies berkilah, jika kata Pribumi tersebut dikatakan soal jaman penjajah. Menurutnya, pidatonya diangkat soal perjuangan pribumi terhadap penjajah Belanda

“Oh, istilah itu (pribumi) digunakan untuk konteks pada era penjajahan karena saya menulisnya juga pada era penjajahan dulu,” ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta beberapa hari lalu.

Kata Anies, Ibu Kota Jakarta merupakan salah satu kota yang paling dikuasai Belanda pada zaman itu.

“Yang lihat Belanda jarak dekat siapa, Jakarta. Coba kita di pelosok-pelosok itu, tahu ada Belanda, tapi lihat depan mata? Enggak. Yang lihat depan mata itu kita yang di kota Jakarta,” sambung Anies. (dal/fajar)