Jenuh Makan Janji, Rakyat Butuh Figur Baru pada Pilpres 2019
FAJAR.CO.ID - Pemilihan Presiden 2019 mendatang akan berlangsung semarak apabila presidential treshold alias ambang batas ditiadakan alias nol persen. Jika demikian, banyak calon presiden alternatif yang bisa dipilih rakyat.
“Tentunya (kompetisi, red) akan lebih semarak kalau nol persen, akan menghadirkan alternatif dan harapan baru bagi rakyat Indonesia, tidak hanya kemudian ‘4 L’ (lo lagi-lo lagi), tetapi memunculkan alternatif-alternatif yang dapat membuat rakyat bergairah untuk datang ke TPS (tempat pemungutan suara),” kata Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, Rabu (18/10/2017).
HNW menjelaskan, ambang batas dengan 20 persen, dikhawatirkan akan memunculkan banyak pihak yang tidak memberikan suara alias Golput.
“Tapi kalau hanya itu-itu lagi, dan masyarakat sudah merasakan, (terjadinya) PHK dimana-mana, janji dollar 10 ribu tetapi kenyataannya dollar justru di 13 ribu, dan janji-janji itu diingat oleh masyarakat, jadi kalau kemudian tidak ada perbaikan dan peningkatan dan tidak ada sesuatu yang membuat rakyat terpuaskan, saya khawatir justru yang menang nanti itu Golput,” tambahnya.
“Kita ingin, jangan semakin lama yang menang justru Golput, kita ingin yang menang demokrasi dan rakyat Indonesia, yang berpartisipasi dengan dihadirkannya alternatif-alternatif calon presiden,” tambah politikus PKS itu.
Soal berapa calon presiden yang nantinya akan muncul dengan PT 20 persen, kata dia, paling maksimal hanya tiga pasangan calon saja.
“Kemungkinan maksimal tiga pasangan, lagi-lagi peta (kekuatan politik di daerah) belum selesai baik dirujuk pada Pilkada 2015, 2017 dan 2018 menghadirkan koalisi yang sangat cair , tidak semuanya hanya menghadirkan koalisi PDIP saja, dan termasuk menangpun tidak hanya koalisi PDIP, sehingga keragamannya itu terjadi. Saya ingin mengatakan bagaimana tiga calon di 2019 itu masih snagat ditentukan dengan peta hasil Pilkada 2018,” demikian anggota komisi I DPR RI. (sam)