Gatot Tegaskan Jangan Macam-macam Terhadap Rakyat Indonesia!

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID - Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi salah satu pembicara dalam seminar Pancasila dan Integrasi Bangsa yang digelar Fraksi PKS di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/9). Gatot memaparkan bagaimana konteks Pancasila sebagai ideologi ampuh melindungi bangsa. “Pancasila yang merupakan intisari nilai luhur bangsa yang diambil dari budaya daerah masing-masing, kearifan lokal dan agama,” kata Gatot. Dia menambahkan, penduduk Indonesia juga merupakan kumpulan kesatria dan patriot. Indonesia merupakan negara besar yang terdiri dari 34 provinsi, 416 kabupaten, dan 98 kota atau 7.024 kecamatan dan 81626 desa,. Indonesia memiliki 17.504 pulau, 1.100 lebih bahasa lokal, hingga 1.340 lebih suku. Setiap daerah di Indonesia punya pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan. Namun, beragam suku yang ada di Indonesia tetap bisa akur karena memegang teguh Pancasila. “Karena terbukti melakukan perjuangan terus menerus dan tidak ribut,” kata Gatot. Gatot menuturkan, kondisi itu berbeda dengan yang terjadi di Afghanistan. Menurutnya, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Ahmadzai pernah menuturkan di negaranya hanya ada tujuh suku, tapi mereka selalu terlibat konflik yang tak kunjung selesai. Sedangkan Indonesia, lanjut Gatot, masyarakatnya hidup bergotong-royong. “Indonesia negara yang sangat besar, penduduknya kumpulan kesatria. Mengapa, karena kita berhasil merebut kemerdekaan dengan cara budaya kita seorang kesatria. Merebut kemerdekaan pun dengan cara gotong royong,” ungkap Gatot. Jebolan Akademi Militer (Akmil) 1982 itu menuturkan, penduduk kesatria berjuang dengan kemampuan diri sendiri dan senjata apa adanya. “Sekarang berubah, jadi bukan hanya kesatria tapi patriot. Indonesia adalah kumpulan manusia patriot karena memerdekakan negaranya,” ujarnya. Hal yang perlu diingat, kata Gatot, Indonesia ada kumpulan kesatria dan orang-orang yang tidak takut mati. Karena itu, ketika rakyat Indonesia diperlakukan macam-macam dan merasa harga dirinya terusik, maka pasti akan angkat senjata. “Kalau angkat senjata tidak bisa, gebuk,” tegasnya. (boy/jpnn/fajar)    
  • Bagikan

Exit mobile version