Wukuf di Arafah adalah puncak pelaksanaan rukun haji seorang hamba. Tak wukuf, haji tak sempurna, dan harus diulang pada tahun berikutnya.
=================
Laporan: M. Saleh Mude
dari Mekah, Arab Saudi
=================
SELURUH jemaah haji akan menuju Padang Arafah untuk wukuf bersama pada 9 Zulhijjah, dimulai pada tergelincirnya matahari (waktu zuhur) sampai malam dan diakhiri salat Magrib dan Isya (jamak taqdim). Jemaah kemudian bertolak ke Musdalifah untuk melakukan Mabit atau bermalam. Setelah itu kembali ke Mina untuk melontar Jumrah Aqabah dan diakhiri Tahallul atau menggunting rambut—bagi pria disunahkan model gundul dan perempuan minimal 3 helai rambut. Begitu banyak orang yang ingin ke Padang Arafah, tapi belum dipanggil dan diberi kesempatan oleh Allah. Di Padang Arafah-lah besok kita diwisuda. Tempat di mana Allah menurunkan rahmat berupa ampunan kepada hamba yang luar biasa. Padang Arafah adalah wilayah yang luas membentang. Tempat di mana calon haji mabrur berkumpul sejak siang sampai besok subuh. Wajib berada di sana walau pun sejenak. Tawaf dan Sa’i itu rukun haji yang bisa dilaksanakan kapan saja, tapi wukuf di Arafah hanya pada 9 Zulhijjah. Jika seorang calon haji tidak bisa hadir, hajinya tidak sah. Karena itu, jika ada seorang jemaah sakit, wajib dihadirkan di Padang Arah walau sebentar saja. Jika tidak bisa hadir, harus menunggu waktu minimal tahun depan untuk mengulanginya. — *Materi ini diringkas dari kuliah Subuh oleh AG. Prof. Dr. Faried Wadjedy, Lc, MA. Tulisan ini juga telah dikoreksi oleh AG. Drs. H. Muhammad Ramli Rette, SQ. M.