Hacker Pembunuh Virus WannaCry, Dulu Dipuja, Kini Masuk Bui

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, LAS VEGAS – Marcus Hutchins tak bisa pulang ke Inggris. Setelah menghadiri pertemuan tahunan para hacker di Kota Las Vegas, Negara Bagian Nevada, dia ditangkap FBI. Dia diduga menyebarkan virus Kronos untuk mencuri data nasabah bank. Khususnya kata sandi rekening mereka.

Hutchins populer setelah menemukan cara untuk membunuh virus WannaCry pada Mei lalu. Berkat kejeliannya, virus yang menebar teror ke seluruh dunia lewat dunia maya itu akhirnya bisa dikalahkan. Pria 23 tahun itu pun tenar. Dia dianggap sebagai pahlawan. Kini reputasi tersebut menjadi bumerang. Keahliannya membuat dia berurusan dengan polisi. Tapi, teman-teman Hutchins yakin tuduhan tersebut tidak benar.

”Marcus Hutchins menyebarluaskan virus untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Dia mencuri data perbankan secara online pada Juli 2014 sampai Juli 2015,” kata juru bicara Departemen Kehakiman AS Rabu (2/8). Kabarnya, Hutchins diamankan bersama beberapa teman lain sesama peretas. Mereka ditangkap saat hendak kembali ke Inggris setelah menghadiri Black Hat and Def Con yang berakhir Minggu (30/7).

Hutchins yang dikenal dengan nama MalwareTech di dunia maya dijerat dengan enam dakwaan. Kamis (3/8) dia menjalani hearing pertama. Saat hakim Nancy Koppe membacakan enam dakwaan yang dikenakan kepadanya, Hutchins diam saja. Dia tidak banyak bicara. ”Sejauh ini, dia sangat kooperatif,” kata Dan Coe, pengacara yang ditugasi membela Hutchins.

Kronos disebarluaskan melalui lampiran (attachment) pada surat elektronik. Virus itu lantas merekam data rekening atau kartu kredit korban. Selanjutnya, si peretas bisa menggunakan data tersebut untuk melakukan transaksi perbankan semaunya. Menurut Departemen Kehakiman AS, Kronos meretas data nasabah bank di Kanada, Jerman, Polandia, Prancis, Inggris, dan beberapa negara lain. (Fajar/JPG/Reuters/aljazeera)

 

  • Bagikan