Hati-hati, Angka Kebutaan di Negara Berkembang Bisa Meningkat Tiga Kali Lipat pada 2050
FAJAR.CO.ID - Jumlah orang buta di dunia diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat dalam kurun empat dekade mendatang.
Sebuah jurnal yang dipublis di Lancet Global Health menyebut, saat ini ada sekitar 36 juta manusia yang menderita kebutaan.
Angka tersebut dapat meningkat hingga 115 juta pada 2050, jika kualitas pendanaan pengobatan tidak diperbaiki.
Penuaan juga menjadi faktor kuat di balik meningkatnya angka kebutaan.
Meski mengalami penurunan jumlah penderita, menurut jurnal tersebut, kasus kebutaan dan gangguan penglihatan paling parah terjadi di Asia Selatan dan Afrika Utara.
Survei membuktikan, ada lebih dari 200 juta orang di 188 negara yang menderita gangguan penglihatan tingkat menengah hingga berat.
Diprediksi, angka itu akan meningkat hingga 550 juta penderita pada 2050.
“Gangguan penglihatan ringan pun dapat memengaruhi kehidupan seseorang. Misalnya, membatasi aktivitas mereka, seperti, dilarang mengemudi,” ujar periset Prof Ruper Bourne, dari Anglia Ruskin University, Cambridgeshire, Inggris, dilansir dari BBC, Kamis (3/8).
Prof Bourne menambahkan, hal itu juga bisa memengaruhi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Riset yang dilakukannya meminta kepada pemerintah di seluruh dunia untuk melakukan investasi besar di sektor kesehatan penglihatan, seperti operasi katarak, dan memastikan masyarakatnya mendapat alat bantu penglihatan yang sesuai.
“Campur tangan pemerintah dapat memberikan beberapa keuntungan bagi penderita,” ungkap Prof Bourne.
Badan amal yang berfokus pada pencegahan kebutaan, Sightsavers, mengatakan katarak masih berada di daftar atas keluhan para penderita masalah penglihatan.
“Lantaran penuaan dan meningkatnya penyakit kronis, kami memperkirakan angka kebutaan hanya tumbuh di negara-negara miskin,” ujar seorang aktivis Sighsavers, Imran Khan.
Khan menegaskan, sistem kesehatan di negara-negara miskin dan berkembang perlu ditingkatkan.
Sementara, tambah Khan, dokter serta perawat di negara tersebut perlu diberi tambahan pelatihan kesehatan mata. (riz/fajar)