Anak Buah Prabowo Sebut yang Menyetujui UU Pemilu Kurang Waras

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Tanggapan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto atas pernyataan Prabowo Subianto membuat gerah Partai Gerindra. Partai berlambang kepala burung garuda itu membantah, ada ambisi besar di balik pernyataan ketua umumnya. Adapun Prabowo mengatakan bahwa ambang batas presiden atau presidential threshold (PT) sebesar 20 persen suara di DPR adalah sebuah lelucon politik dan menipu rakyat. Sementara Hasto, membalas Prabowo berambisi menjadi presiden dengan mengatakan hal itu karena mereduksi keputusan yang sah. “Bukan ambisi. Salah besar Sekjen PDIP menanggapi pernyataan Prabowo yang mengatakan lelucon politik dan menipu rakyat,” tegas Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono dalam keterangannya melalui pesan singkat, Senin (31/7). Dia berpendapat, UU pemilu dengan PT 20 persen bukan lelucon politik dan menipu rakyat. “Tapi, yang menyetujui UU Pemilu tersebut kurang waras dan melanggar hak konstitusi para pemilih pemula. Juga menganggap rakyat bodoh hanya demi memulai sebuah rencana kecurangan dalam Pemilu 2019,” tutur Arief. Adapun ketidakwarasan yang dimaksud, jika yang dijadikan dasar PT 20 persen adalah hasil perolehan suara dan kursi di DPR Pemilu 2014, artinya pemilih pemula pada Pemilu 2019 dan Pilpres 2019 kehilangan hak konstitusinya untuk mengusung seorang calon presiden. Sebab, mereka pada 2014 belum bisa memberikan suaranya sebagai dasar untuk mengusung capres-cawapres pada Pemilu 2019. “Nah ini sama saja Joko Widodo dan PDIP, serta antek anteknya membohongi masyarakat dan kurang sampai otaknya tentang sebuah arti hak konstitusi warga negara dalamnegara yang berdemokrasi,” kritiknya. Karena itu, menurut Arief, wajar saja jikalau PDIP sering disamakan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). “Habis sering buat lawak politik dan nipu rakyat sih,” pungkas dia. (Fajar/JPG)  
  • Bagikan

Exit mobile version