Polisi Larang Suporter Persibat Hadir di Stadion Hoegeng
RAKYATJATENG.COM, PEKALONGAN - Larangan ini dibuat untuk menghindari kerusuhan. Suporter Persibat Batang tak diizinkan datang ke markas Persip Pekalongan, Stadion Hoegeng, Sabtu (29/7/2017), untuk menyaksikan pertandingan kedua tim.
Hal itu diungkapkan Ketua Panpel, Mustakim, dalam rapat koordinasi (rakor) yag digelar di Aula Polresta Pekalongan, Selasa (29/7/2017). Rakor itu dihadiri oleh perwakilan Polres Pekalongan Kota, Polres Batang, Polres Pekalongan, manajemen serta suporter Persip dan Persibat.
“Setelah mendengar usul dan saran, pihak keamanan memutuskan bahwa pertandingan Persip Vs Persibat tetap dilaksanakan tanggal 29 Juli 2017. Pertandingan akan dilaksanakan di Stadion Hoegeng Kota Pekalongan tanpa dihadiri Suporter dari tim Persibat Batang,” terangnya seperti dilansir Radar Pekalongan (FAJAR Group).
Sementara itu, Direktur Umum Persibat, Ali Mahmudi, mengungkapkan, timnya siap untuk bermain kapan dan di mana pun. Hanya saja pihak manajemen tak ingin terjadi hal-hal yang tidak inginkan. Terutama kepada para fans Persibat yang tidak tergabung dalam ketiga kelompok suporter resmi Persibat.
Pasalnya selama ini, fans Persibat tidak hanya datang dari kalangan tiga kelompok suporter Roban Mania, Roban Rewo-rewo, dan Brigata Ultras Roban. Melainkan lebih dari separuh fans merupakan fans tanpa atribut yang bisa saja datang untuk melihat pertandingan yang nantinya bakal digelar.
“Kami selaku manajemen tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Banyak masyarakat umum yang juga mengidolakan dan selalu menonton pertandingan Persibat. Nah, kalau mereka sampai kenapa-kenapa siapa yang bakal tanggung jawab? Apalagi kemarin di Magelang baru saja ada yang meninggal satu orang. Itu semakin membuat kami khawatir,” imbuhnya.
Pihak manajemen berusaha untuk melobi soal larangan ini. Pihaknya berharap pertandingan dapat digelar di tempat netral. Tak hanya itu pertandingan diharapkan juga tanpa penonton.
“Kami berharap pertandingan dilakukan di tempat netral saja dan tanpa penonton. Sehingga kekhawatiran akan terjadinya bentrok dapat tereliminasi. Karena kami sebagai manajemen tentunya tidak ingin baik suporter dan masyarakat nantinya menjadi korban,” pungkasnya.
(epr/jpg/jpc/fajar)