FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly melontarkan wacana untuk memindahkan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Denpasar di Kerobokan, Kabupaten Badung.
Itu disampaikan Yasonna saat ditanya solusi untuk mengantasi permasalahan di Lapas Kerobokan, yang kembali kebobolan pada Senin (19/6) lalu.
Ada empat napi WNA berhasil melarikan diri.
“Memang Kerobokan ini kan sampai pada taraf yang kondisinya overkapasitas, kondisinya tidak cocok lagi. Dari dulu ada masalah, sekarang ada pikiran untuk memindahkannya ke tempat lain. Jadi sedang kami kaji, tanah di Bali kan mahal sekali,” ujar Yasonna di kompleks Istana Negara, Selasa (20/6).
Terkait wacana tersebut, mantan politikus Senayan ini mengaku telah mengirimkan surat ke Sekretariat Kabinet untuk mengadakan rapat terbatas membicarakan persoalan Lapas.
“Termasuk di dalamnya soal pengalihan ke daerah-daerah terluar. Sudah dimohonkan sih, kirim surat. Tinggal ditunggu waktunya supaya sekaligus dibicarakan,” ujar dia.
Namun, kata politikus PDI Perjuangan itu, pemindahan Lapas Kerobokan belum dilakukan tahun ini karena terbentur masalah anggarannya.
“Uangnya dari mana, mahal kan. Jadi kalau ada nanti yang apakah bisa, cara pemindahannya seperti apa, itu di tengah kota benar. Tanah di Bali sangat mahal, mencari tanah sepuluh sampai 12 hektar itu kan susah,” jelas Yasonna.
Sementara untuk Bali, katanya, diperlukan fasilitas rumah tahanan, lapas, dan lapas perempuan. “Di Kerobokan ada perempuan, ada pemuda, ada anak, itu harus kita pindahkan. (Fajar/jpnn)