Panglima TNI: Kiai dan Santri yang Berjuang Merdekakan Bangsa, Bukan TNI!
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengungkapkan, eksistensi TNI hingga saat ini tidak bisa dipisahkan dari peran rakyat dan ulama di tanah air.
Menurut Gatot, sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia menjadi bukti peran rakyat dari kalangan kiai dan ulama.
“Jauh sebelum adanya Sumpah Pemuda, jauh sebelum bangsa ini merdeka, anak-anak bangsa ini dididik oleh para kiai,” kata Gatot dalam siaran pers, Senin (12/6).
“Para kiai dan santri itulah yang berjuang memerdekakan bangsa ini, bukan TNI! Karena saat itu TNI belum lahir. Marilah kita memahami sejarah bangsa, khususnya sejarah jauh sebelum bangsa ini merdeka,” imbuh Gatot
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)ini menuturkan, tentang peran Jenderal Soedirman dalam masa kemerdekaan Indonesia.
“Tahukah saudara siapa Jenderal Soedirman? Beliau adalah santri. Beliau bekerja menjadi guru dan kemudian menjadi kepala sekolah. Maka tak heran kalau sebagian orang memanggil beliau Pak Dir, sebagian lainnya memanggil beliau Kiai. Kiai Soedirman,” tuturnya.
Gatot mengungkapkan, Jenderal Soedirman merupakan sosok yang saleh.
Bahkan diakuinya, ketika Soedirman bergerilya ke hutan, tidak pernah berhenti dari berzikir.
“Ketika ada tentara Belanda memburu beliau, salah seorang pengkhianat menunjukkan keberadaan Jenderal Soedirman, tapi si Belanda tidak percaya, ‘Tidak mungkin Soedirman seperti ini. Soedirman yang aku cari bukan seperti ini,’ kata tentara Belanda itu. Sering sekali kejadian seperti itu menimpa Jenderal Soedirman,” ucapnya.
Kemudian, sambung mantan Pangkostrad ini, salah seorang pengikut Jenderal Soedirman pernah menanyakan tentang jimat.
“Pak Kiai itu pakai jimat apa kok selalu lolos dari sergapan Belanda. Ketika diberondong peluru Pak Kiai juga selamat. Apa jimatnya Pak Kiai?’ tanya pengikut beliau,” ungkap Gatot.
“Dijawab Jenderal Soedirman, ‘Kamu mau tahu jimatku? Kamu tahu air kendi yang selalu aku bawa ini? Jimat pertamaku, aku selalu dalam keadaan suci. 24 jam setiap hari aku menjaga wudhu. Kalau batal aku langsung wudhu lagi. Jimat keduaku, aku menjaga sholatku. Jimat ketigaku, aku berjuang hanya untuk negara dan bangsa ini tanpa pernah secuil pun memikirkan diriku pribadi,” kata Gatot.
Selain itu kata Gatot, Jenderal Soedirman itu tidak pernah mengeluh serta tidak pernah marah. “Pemimpin pertama tentara Indonesia adalah seorang ulama, Kiai, dan dia Jenderal Soedirman,” tegasnya. (flo/jpnn/fajar)