Mantan Direktur FBI Buka-bukan Soal Percakapan dengan Trump hingga Dipecat
FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Akhirnya, Donald Trump mengakhiri hiatus sejenaknya untuk berkomentar di Twitter seiring hearing yang dilakukan mantan direktur FBI, James Comey, di hadapan panel senat pada Kamis (8/6). Dalam hearing tersebut, Comey buka-bukaan mengenai percakapan pribadinya dengan presiden Amerika Serikat itu. Percakapan yang kemudian berujung atas pemecatan dirinya.
Trump yang biasanya aktif di Twitter pun, tetiba senyap. Namun, itu tidak lama. Pada Jumat pagi waktu Washington, dia men-cuit lagi. ”Di tengah banyaknya pernyataan palsu dan kebohongan demi membersihkan nama baik secara total dan total, dan WOW, Comey adalah tukang bocorin rahasia,” tulisnya.
Dalam hearing tersebut, Comey menyakini kalau Trump memecatnya seiring penyelidikan Rusia. Comey juga menuduh Gedung Putih berbohong atas detail mengenai pemberhentian dirinya yang mendadak.
Comey juga mengakui kalau dia sudah membocorkan memo yang dimilikinya kepada media. Memo itu berisi percakapannya dengan Trump. Tujuannya, agar ada penunjukkan dewan baru untuk mengambil alih penyelidikan mengenai korelasi Trump dengan Rusia saat kampanye pilpres.
Kritikus presiden mengatakan klaim Comey yang menyatakan kalau Trump memintanya menghentikan penyelidikan mengenai Rusia bisa dianggap sebagai usaha menghalangi hukum. ”Sangat tidak bisa diterima bila presiden meminta direktur FBI secara pribadi untuk setia kepadanya (kepada Trump, Red) dan menghentikan penyelidikan dari kasus FBI,” kata Senator Chris Coons.
Pengacara Trump sudah mengeluarkan pernyataan membela bosnya dan menyerang Comey karena membocorkan percakapan itu. Pun anak lelaki Trump, Don Jr. juga aktif di Twitter mengkritik hearing Comey. Tetapi, Trump tetap anteng dengan tidak men-tweet apa pun selama seharian pada Kamis (8/6). Padahal, itu sama sekali bukan Trump.
Namun, status terkini Trump itu mendapat “semprotan” dari Senator Demokrat Hawaii Brian Schatz. ”Status itu sepertinya menuduh Comey melakukan kejahatan serius. Berbohong di depan kongres,” kata Schatz. (usatoday/BBC/tia/JPK)