BKP Kementan Optimalkan Pengembangan Industri Pangan Lokal

  • Bagikan

KENDAL, RAKYATJATENG – Pada tahun 2050 mendatang diprediksi peningkatan populasi penduduk mencapai 9 milyar jiwa. Kebutuhan pangan akan melonjak hingga 70 persen. Situasi ini mengharuskan adanya produksi pangan yang berkelanjutan dan sistem rantai pangan yang efisien.

Tantangan tersebut menjadi perhatian Kementerian Pertanian, dan salah satu solusi yang dikembangkan melalui upaya pemenuhan pangan berbasis sumber daya lokal.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi dalam sambutannya mewakili Menteri Pertanian pada kunjungan Diplomatic Tour memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 di Desa Labela Kec. Besulutu Kab. Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara, Jumat (1/11/2019).

Agung mengemukakan bahwa, Indonesia memiliki beragam sumber pangan potensial, salah satunya sagu. Komoditas ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan, mengingat lahan sagu di Indonesia terbesar di dunia. “Kita memiliki lahan sagu lebih dari 5,5 juta hektar yang tersebar di berbagai provinsi,” Ungkapnya.

Dengan potensi tersebut, sagu dapat menjadi sumber karbohidrat alternatif yang memiliki kelebihan antara lain memproduksi lebih banyak energi, memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dan bebas gluten.

Menurut Agung, pada tahun 2019 ini, BKP telah mencetuskan kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL) berlokasi di 10 provinsi. Komoditasnya bukan hanya sagu, tetapi juga jagung dan ubi kayu.

Tahun depan, PIPL akan terus dioptimalkan di beberapa wilayah. Fokusnya tidak hanya pengolahan produk, tetapi juga pada aspek pemborosan dan kehilangan pangan (food loss and waste) yang selama ini terjadi.

“Mengurangi kehilangan hasil panen juga melawan pemborosan pangan di tingkat konsumsi sangat penting, untuk mendukung ketersediaan pangan serta efisiensi sumber daya,” tegas Agung.

Diplomatic Tour merupakan rangkaian acara HPS ke-39 di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kegiatan ini diikuti oleh 23 duta besar dari berbagai negara dan organisasi pertanian dan pangan internasional. (***)

  • Bagikan