Lokalisasi SK Semarang Ditutup, 177 Tempat Karaoke Tetap Boleh Buka

  • Bagikan

SEMARANG, RAKYATJATENG – Lokalisasi Sunan Kuning (SK) Semarang secara resmi ditutup oleh Pemerintah Kota Semarang, Jumat (18/10/19). Setelah resmi ditutup, tempat bernama asli Resosialisasi Argorejo itu bakal dikembangkan menjadi kampung tematik wisata religi.

Penutupan ditandai dengan pembukaan tirai yang menutup papan pengumuman bertuliskan “Wilayah Argorejo (SK) Kawasan Bebas Prostitusi”. Tercantum juga Perda Nomor 5 tahun 2017 tentang ketertiban umum sebagai dasar pemasangannya.

”Jadi sebanyak 448 saudara kita yang kemarin bekerja disini mendapatkan tali asih sebesar 5 juta, saya berharap itu bisa digunakan untuk membuka usaha ditempat asal masing-masing. Sekecil apapun usaha kita kalau dikerjakan dengan tulus, ikhlas, tekun dan kerja keras insya Allah akan menjadi besar,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi usai pelepasan dan penyerahan dana bantuan sosial bagi wanita pekerja seks (WPS) di Resosialisasi Argorejo.

Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut menambahkan, bagi WPS yang asal Semarang masih bisa memanfaatkan fasilitas Pemerintah Kota Semarang.

“Fasilitas itu seperti Kredit Wibawa (Wirausaha Bangkit Jadi Jawara), pelatihan-pelatihan dan penempatan di perusahaan swasta yang bisa dikomunikasikan dengan dinas terkait,” imbuhnya.

Disinggung masih adanya tempat karaoke di kawasan tersebut, Hendi menyebut jika 177 tempat karaoke itu masih diberi kesempatan selama satu tahun ini untuk mengurus perijinan dan dilarang ada prostitusi di dalamnya.

“Setelah kita data 177 karaoke itu masih kita beri kesempatan tapi harus mengurus ijin, tapi kalo sampai di langgar dan kita temukan disitu ada praktik prostitusi pasti akan kita tutup langsung,” tegasnya.

Sementara itu Kepala Resos Argorejo, Suwandi, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Semarang dan pihaknya mendukung prostitusi di Indonesia dihilangkan.

“Ini sudah waktunya untuk lokalisasi hilang di Indenesia dan saya berterima kasih karena pada penutupan ini berjalan dengan sangat kondusif dan penghuni diberikan tali asih untuk mereka membuka usaha atau bekerja yang lebih baik,” ungkapnya.

Disinggung soal karaoke, Suwandi menjamin meski karaoke buka tapi tidak ada prostitusi, untuk pengawasannya akan melibatkan kepolisian, Satpol PP Kota Semarang. “Saya jamin, meski karaoke buka, tapi tidak akan ada prostitusi,” katanya.

Salah satu WPS asal Boyolali yang enggan disebut namanya mengaku akan menggunakan uang tali asih sebesar 5 juta tersebut untuk membuka usaha warungan di daerah asalnya.

Perempuan paruh baya yang telah menghuni lokalisasi Sunan Kuning selama satu tahun ini mengaku ingin bertobat dan menjadi lebih baik.

“Saya akan buka warungan mas di kampung saya. Ya ini sebenarnya terpaksa saya bekerja seperti ini akibat desakan ekonomi. Semoga setelah ini saya bisa menjalani hidup yang lebih baik,” ungkapnya. (Sen)

  • Bagikan