Beroperasi Mei 2020, Bandara Jenderal Soedirman Bakal Angkat Perekonomian 5 Wilayah

  • Bagikan
Ilustrasi: Jalan utama menuju bandara. Bupati yang telah meresmikan jalan utama menuju bandara tersebut. (net)

PURBALINGGA, RAKYATJATENG – Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menuturkan Bandara Jenderal Besar Soedirman akan berperan signifikan dalam mendorong perekonomian, khususnya di lima wilayah terdekat.

Di mana Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, Jawa Tengah ditargetkan beroperasi Mei 2020.

“Perekonomian di 5 wilayah yaitu Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen atau kita kenal dengan Barlingmascakeb akan lebih maju dengan hadirnya Bandara Jenderal Besar Soedirman,” ujar Awal saat meninjau langsung pembangunan Runway Bandara Jenderal Soedirman di Purbalingga pada Rabu (2/10).

Awal menjelaskan pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman dilakukan dari awal oleh Angkasa Pura II.

“Ini merupakan suatu kehormatan bagi kami, dan kami optimistis bisa mengembangkan bandara ini menjadi salah satu motor perekonomian di Jawa Tengah,” ungkap Awal.

Awal menambahkan, runway merupakan salah satu infrastruktur penting yang menjadi prioritas pembangunan saat ini.

Pada tahap I runway dibangun untuk melayani operasional penerbangan pesawat ATR 72-600 dan sejenis, lalu kemudian dilakukan pengembangan hingga Tahap III yang akan membuat bandara ini dapat didarati pesawat sekelas Boeing 737 dan Airbus A320.

Pembangunan terminal penumpang pesawat juga dilakukan bertahap, di mana pada Tahap I berkapasitas 98.812 penumpang per tahun, lalu Tahap II berkapasitas 440.440 penumpang per tahun, kemudian Tahap III berkapasitas sekitar 600 ribu penumpang per tahun.

Selain itu, pembangunan tahap I juga mencakup apron untuk mengakomodir 3 unit pesawat ATR 71 dan sejenis.

Adapun proyek bandara ini terletak di kawasan Pangkalan TNI AU Jenderal Besar Soedirman. Pada April 2019, AP II dan TNI AU menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) agar pembangunan infrastruktur sudah dapat dimulai.

AP II dan TNI AU juga telah menyepakati Daerah Lingkungan Kerja (DLKr), yakni DLKr I seluas 4,42 hektare guna diusahakan sebagai bandara meliputi terminal kargo, terminal penumpang, bangunan operasional/perkantoran dan fasilitas sisi darat lainnya.

Lalu, DLKr II seluas 43,5 hektare guna penggunaan bersama (penerbangan sipil dan militer) meliputi runway, RESA (runway end safety area), stopway, taxiway, PKP-PK (Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran), fasilitas bersama, dan pagar pengamanan bandara. (jpnn)

  • Bagikan