Kemarau, Sumur Mengering, Warga Terpaksa Mandi di Desa Tetangga Hingga Beli Air

  • Bagikan
BANTUAN AIR – Warga Dukuh Gembyang, Kelurahan/Kecamatan Sragi merasa senang dibantu air bersih dari BPBD. Kelurahan ini sejak tiga bulan mengalami krisis air bersih. Hadi Waluyo/RP

PEKALONGAN, RAKYATJATENG – Musim kemarau berkepanjangan di tahun 2019 ini membuat sumur-sumur warga di sejumlah desa di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, mengering. Warga harus berjuang untuk mendapatkan air, bahkan tidak sedikit di antaranya harus merogoh kocek untuk membeli air.

Aning (38), warga Dukuh Gembyang Rt 02 Rw 13, Kelurahan Sragi, Kabupaten Pekalongan, kemarin, mengaku sejak tiga bulan lalu sumur-sumur warga di dukuhnya mengering, sehingga ia dan warga lainnya kesulitan air bersih.

“Setiap pagi dan sore, kami sekeluarga harus ngungsi ke Desa Tegalontar untuk numpang mandi di rumah saudara di sana,” tutur dia.

Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, keluarganya juga terpaksa ngangsu air di rumah-rumah warga di Desa Wonosari.

“Sudah tiga bulan ini air susahnya luar biasa. Pagi dan sore kami numpang mandi di rumah saudara di Tegalontar. Untuk kebutuhan air sehari-hari, kami ngangsu di Wonosari. Biasanya kami ambil air tiga galon ditambah satu dirijen setiap harinya di Wonosari,” terang dia.

Oleh karena itu, dengan adanya dropping air bersih dari Pemkab Pekalongan melalui BPBD ia mengaku senang, karena dibantu untuk memenuhi kebutuhan air bersih. “Alhamdulillah dengan adanya dropping ini membantu. Kalau kurang ya masih. Kita kan menggunakan air setiap hari. Inginnya dropping satu minggu tiga kali, kalau satu hari sekali ya kasihan juga petugasnya,” katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan, Budi Raharjo, dikonfirmasi terpisah kemarin menyatakan, puncak musim kemarau di Kabupaten Pekalongan berdasarkan perkiraan BMKG terjadi pada bulan September ini. Selama bulan Agustus, kata dia, pihaknya sudah melakukan dropping air bersih sebanyak 40 tangki dengan kapasitas 5 ribu liter.

“Kegiatan dropping air hingga tanggal 3 September sudah 44 tangki dengan kapasitas 5 ribu liter,” terang dia.

Diterangkan, dropping air bersih itu dilakukan di tujuh desa, yakni Kelurahan/Kecamatan Sragi, Desa/Kecamatan Kesesi, Desa Pecakaran, Kecamatan Wonokerto, Desa Tanjungsari, Kecamatan Kajen, Desa Rowocacing, Kecamatan Kedungwuni, Desa Legokgunung, Kecamatan Wonopringgo, dan Desa Legokalong, Kecamatan Karanganyar, serta ada tambahan baru Desa/Kecamatan Doro.

“Puncak kemarau prediksi BMKG mulai Juli, Agustus, hingga September. Di Kabupaten Pekalongan prediksinya di bulan September puncaknya,” terang dia.

Dikatakan, untuk membantu warga yang kesulitan air bersih petugas BPBD melakukan dropping dari pagi hingga malam hari. Sebab, dropping air itu dalam satu desa terkadang ada beberapa pedukuhan.

“Kami mengimbau kepada masyarakat pada musim kemarau ini untuk bisa hemat penggunaan air karena debit sumber air mengecil,” pesannya. (ap5/RP)

  • Bagikan