Bulog Banyumas Siap Salurkan Beras untuk BPNT

  • Bagikan
ilustrasi: net

PURWOKERTO, RAKYATJATENG – Perum Bulog Subdivisi Regional Banyumas siap menyalurkan beras untuk mendukung penyaluran Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di wilayah eks Keresidenan Banyumas, Jawa Tengah, yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.

“Pada prinsipnya, kami siap namun teknisnya belum ada keputusan. Kami baru akan rapat (membahas penyaluran beras untuk BPNT) besok,” kata Kepala Perum Bulog Subdivre Banyumas Sony Supriyadi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin (19/8).

Ia mengakui hingga saat ini membeli beras kualitas premium dari petani dengan mekanisme beli untuk dijual tanpa disimpan lebih dulu.

Dengan demikian, pihaknya dalam memenuhi kebutuhan beras kualitas premium untuk memenuhi kebutuhan BPNT tetap menggunakan skema atau mekanisme tersebut.

Sementara untuk beras kualitas medium yang dibeli dari petani, disimpan lebih dulu di dalam gudang Bulog sebagai cadangan beras pemerintah sebelum disalurkan untuk program stabilisasi harga pangan, bantuan saat terjadi bencana, dan sebagainya.

“Hingga saat ini, stok beras kualitas medium yang tersimpang di gudang-gudang Bulog Banyumas mencapai kisaran 25.000 ton,” katanya.

Disinggung mengenai pengadaan beras yang dilakukan oleh Bulog Banyumas, Sony mengatakan hingga saat ini masih ada panen di sejumlah wilayah eks Keresidenan Banyumas meskipun luasan panennya mulai berkurang seperti wilayah Barat Kabupaten Cilacap.

Selain itu, kata dia, di Kabupaten Banjarnegara juga masih ada panen namun kualitas padi atau berasnya premium dan jarang masuk ke gudang Bulog Banyumas karena lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Kendati demikian, ia mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinan akan membeli beras kualitas premium dari petani di Kabupaten Banjarnegara guna memenuhi kebutuhan BPNT.

Dalam sejumlah pemberitaan, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di kompleks Istana Negara, Jakarta, Sabtu (17/8), mengatakan siap menyalurkan beras untuk BPNT mulai tanggal 1 September 2019 sesuai dengan penugasan dari Kementerian Sosial.

Menurut dia, Bulog ditunjuk sebagai penyalur beras untuk BPNT karena adanya keluhan dari masyarakat penerima manfaat terkait dengan kualitas berasnya.

Dalam hal ini, masyarakat dengan anggaran sebesar Rp86.000 yang dialokasikan dari BPNT hanya mendapatkan 5 kilogram beras kualitas premium, namun jika dibelikan beras kualitas medium bisa memperoleh sebanyak 10 kilogram.

“Jadi, janganlah mereka dipaksa membeli (beras) premium,” kata pria yang akrab disapa Buwas itu.

Menurut dia, masyarakat sebenarnya lebih menginginkan jumlah berasnya, bukan soal kualitas beras yang diterimanya. (Ant)

  • Bagikan