Angka Stunting di Indonesia masih Cukup Tinggi

  • Bagikan

DEMAK, RAKYATJATENG – Angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Jutaan balita mengalami kekurangan gizi buruk.

Stunting adalah kekurangan gizi kronik pada anak balita yang terjadi dalam jangka waktu lama.

Tercatat ada 100 kabupaten dan 60 kota di Indonesia angka stunting tinggi diatas angka 50 persen.

Menurut Wiryanta Direktur lnfokom PMK, Kementerian Komunikasi dan lnformatika RI, selama empat tahun Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla bekerja keras menurunkan tingkat Prevalensi Stunting, dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 30,8% di tahun 2018.

“Tentu itu belum cukup, karena standard WHO harusnya dibawah 20 persen. Karena itu semua pihak harus ikut bekerja keras menurunkan Prevalensi Stunting,” kata Wiryanta seusai acara Sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat ( Genbest ) dalam rangka penurunan prevalensi stunting di Balai Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP), Kabupaten Demak, Selasa (25/6).

Wiryanta menambahkan, meski stunting turun 30,8 persen, angka tersebut masih tinggi, artinya masih ada tiga dari sepuluh balita stunting di Indonesia. Namun, pemerintah optimis angkanya semakin turun karena ragam kebijakan intervensi penanggulangan stunting.

“Sosialisasi stunting ini penting untuk mencegah banyaknya SDM tidak berkompeten ketika menghadapi bonus demografi tahun 2030,” bebernya.

Pemerintah kata Wiryanta, melakukan intervensi dalam dua skema. Pertama intervensi spesifik atau gizi dengan melakukan pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak, sumplementasi gizi, pemberian tablet tambah darah, dan konsultasi.

Kedua, intervensi sensitif atau non gizi seperti penyediaan sanitasi dan air bersih, lumbung pangan, alokasi dana desa, edukasi, sosialisasi dan sebagainya.

”Program stunting banyak, baik aspek kesehatan maupun non kesehatan, anggaran pun besar untuk penanggulangan ini. Namun, ragam program tidak akan berdampak banyak, bila tidak disertai pola pikir sehat, harus ada perubahan perilaku,” kata dia.

Sementara itu Kepala Bidang Komunikasi Dan Statistik Diskominfo Kabupaten Demak, Agus Pramono mengatakan, jumlah balita di Kabupaten Demak sebanyak 97.212 jiwa. Adapun jumlah penderita stunting pendek dan sangat pendek 4.129 atau 4,25%. Pemerintah Kabupaten Demak menargetkan angka stunting turun sebesar 20 persen pada tahun 2021.

“Ada 10 Desa Stunting di Demak yang kita tangani di tahun angaran 2020 dan 2021. Penurunan Stunting ini kerja kita bersama, lintas sektor, semua stakeholder harus ikut terlibat Kita harus keroyokan turunkan Stunting,” kata Pramono. (yon)

  • Bagikan