Pemilih Milenial di Jateng Deklarasi Pemilu Damai Anti Hoax, Anti SARA, Anti Money Politic

  • Bagikan

SEMARANG, RAKYATJATENG – Pasca reformasi tren partisipasi pemilih di setiap gelaran pemilu cenderung menurun bila dibandingkan sebelum reformasi.

Sebagaimana data di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Tengah, partisipasi pemilih di Jateng tertinggi pada Pemilu 1955 sebesar 91 persen dan Pemilu 1999 sebesar 92 persen.

“Tingginya partisipasi tersebut juga secara kualitatif, artinya memilih karena benar-benar kesadaran dari masing-mading individu, bukan mobilisir massa, karena iming-iming sesuatu dan lainya,” ucap Komisioner KPU Jawa Tengah Divisi Perencanaan dan Logistik, Ikhwanuddin usai acara deklarasi pemuda peduli pemilu damai anti hoax-anti SARA oleh DPD KNPI Jawa Tengah di halaman Gedung Outdetrap Kawasan Kota Lama Semarang, Sabtu (29/12).

Ikhwan melanjutkan, partisipasi Pemilu terakhir di Jateng 68 persen, belum sesuai target partisipasi secara nasional yakni 77,5 persen. Menurutnya, dari jumlah pemilih di Indonesia, 30 persennya merupakan pemilih milenial (pemilih muda).

“Kami berharap dengan partisipasi masyarakat, utama pemuda yang dipelopori KNPI, partisipasi pemilih di Jateng bisa sesuai target nasional, syukur lebih,” harapnya.

Mantan Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah itu mengapresiasi kegiatan deklarasi pemuda peduli pemilu damai anti hoax, anti SARA serta anti money politic.

“Memang di setiap helatan Pemilu kadang masih diwarnai dengan hoax, politisasi SARA dan money politic. Dengan seruan moral dari pemuda-pemuda ini bisa hilang atau bisa diminimalisir,” tukasnya.

Ketua DPD KNPI Jawa Tengah, Tino Indra Wardono menuturkan, KNPI sebagai wadah berhimpunnya Organisasi Kepemudaan (OKP) berkomitmen menyukseskan hajat bersama negara, yakni Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Legislatif (Pileg) 17 April 2019 mendatang.

“Tadi, kami dari pemuda lintas agama, lintas parpol sudah berikrar ingin wujudkan Pemilu bebas dari hoax, ujaran kebencian, politisasi SARA dan terbebas dari praktek money politic,” tegasnya.

Menurut Tino, sejauh ini kondisi Jateng masih kondusif, tidak ada problem yang berarti. “Meski demikian, kita harus tetap waspada dan jaga bersama. Kita (KNPI Jateng, red) berkomitmen terus menjaga kebhinekaan dan persatuan,” tekadnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diwakili Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Urip Sihabudin meminta kepada peserta pemilu, masyarakat, utamanya generasi muda bisa cerdas dan arif dalam menggunakan media sosial (medsos).

Di era teknologi informasi (IT) memang medsos bisa menjadi sarana yang efektif dalam melakukan sosialisasi (kampanye).

“Saya juga meminta kalian semakin dewasa dalam berpolitik. Pilihlah pemimpin yang memiliki kapasitas, kredibilitas, integritas serta gagasan besar untuk menyelesaikan persoalan bangsa dan memajukan bangsa,” pungkasnya. (sen)

  • Bagikan