Reka Ulang Pembunuhan Ibu Muda di Semarang, Anak Korban Sempat Dibekap Pelaku

SEMARANG, RAKYATJATENG – Polisi menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap Meta Novita Handayani, seorang ibu rumah tangga di Kota Semarang. Rekonstruksi digelar di lokasi kejadian, Perumahan Permata Puri Bukit Delima Kelurahan Beringin, Kecamatan Ngaliyan, Semarang, Senin (12/3).

Rekonstruksi ini juga menghadirkan dua pasang kekasih yang menjadi tersangkanya, yaitu Rifai (24) dan gadis L (15). Dalam rekon itu terungkap aksi pembunuhan ini berawal dari tantangan L kepada Rifai untuk membalas dendamnya kepada korban Meta Novita.

Rifai mengaku tega melakukan itu dengan dalih tidak terima kekasihnya, L sering dibentak dan disumpahi oleh korban.

Reka ulang itu ada 36 adegan. Saat itu diketahui ternyata mereka merencanakan aksinya sehari sebelumnya.

“Dari pengakuan tersangka sudah direncanakan sehari sebelumnya,” Kapolsek Ngaliyan, Kompol Doni di lokasi rekonstruksi.

Reka ulang dimulai ketika Rifai dan L berboncengan motor dan dilihat dua tetangga yang sedang berbincang tidak jauh dari rumah korban. Saksi mengenal L karena dia merupakan bekas asisten rumah tangga korban.

Adegan berikutnya berlangsung seperti pengakuan pelaku dan para saksi. Dua pelaku mendatangi korban, Meta Novita dengan dalih meminta minum. Saat korban berjalan ke arah lemari es, pelaku membekap dari belakang hingga korban terjatuh lalu menusuk korban beberapa kali menggunakan pisau yang disimpan di celana.

“Aksi pembunuhan antara adegan 21 sampai 22. Korban sebelumnya dibekap kemudian ditusuk,” kata Doni.

Selanjutnya L kemudian lari meninggalkan lokasi lebih dulu, sedangkan Rifai menarik korban yang tidak bernyawa ke kamar. Ternyata setelah itu Rifai membekap anak korban yang masih berusia 7 tahun dengan guling.

Ketika itu tetangga korban melihat dan berteriak. Datanglah 4 mahasiswa yang kontrak di sebelah rumah korban. Salah satu mahasiswa bahkan sempat menegur Rifai dan menyelamatkan anak korban.

Empat mahasiswa itu sempat berusaha menghalangi pelaku, bahkan ada yang berlari mengambil pentungan. Namun pelaku berhasil kabur dengan motornya dengan bertelanjang kaki karena sandalnya tertinggal di lokasi. Saat itu salah satu mahasiswa sempat memotret motor pelaku.

Rekonstruksi juga dilihat keluarga korban, termasuk adik korban, Emi Hidayati (35). Emi melihat satu per satu adegan yang dilakukan jajaran kepolisian.

Hingga saat ini, Emi masih merasa kehilangan karena kakak satu-satunya telah meningglkan mereka untuk selamanya. “Saya cuma dua bersaudara,” kata Emi. (dtc-dbs/yon)