Menteri Amran Bertekad Kembalikan Kejayaan Rempah-rempah Indonesia

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, PONTIANAK – Pelaksanaan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXVII yang dibuka langsung Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Makodam XII Tanjungpura, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat menjadi salah satu momentum mengembalikan kejayaan rempah-rempah sebagai ikon Indonesia.

Hal itu diungkapkan Amran dihadapan peserta HPS dari 34 provinsi di Indonesia yang digelar pada 19-22 Oktober 2017. Bahkan, hal tersebut menjadi salah satu target untuk mengangkat kembali kejayaan rempah-rempah Indonesia 500 tahun yang lalu atau tepatnya di tahun 1600 yang mana saat itu Indonesia dikenal akan rempah-rempahnya.

“Eropa datang, Spanyol datang, Belanda juga datang itu karena rempah-rempah, bukan karena tambang. Mimpi kami ingin mengangkat kembali kejayaan rempah-rempah sebagai icon Indonesia,” kata Amran.

Disamping itu, Amran mengakui Kementrian Pertanian bersama pihak terkait tidak pernah berhenti untuk terus melakukan perbaikan yang salah satunya dengan membongkar segala hal yang menghambat para petani.

“Dulu semua dilakukan melalui tender, bibit tender, benih tender, semua tender. Tapi sekarang kita bongkar semua yang menghambat pembangunan pertanian,” ujarnya.

Melalui berbagai inovnasi terus dilakukan Kementerian Pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan. Kerjasama-kerjasama dengan pihak-pihak terkait terus dilakukan. Pemerintah menyiapkan teknologi canggih yang dibutuhkan para petani.

“Sekarang dengan tekhnologi yang canggih maka hasilnya juga harus bagus. Bahkan, Presiden juga sudah mempersiapkan anggaran untuk bibit gratis yang nilainya Rp. 5,5 triliun dan itu tidak pernah terjadi sebelumnya,” katanya.

Terobosan lain yang dilakukan yakni, menyiapkan asuransi pertanian bagi para petani yang terkena musibah, seperti banjir. Seperti contoh di Bojonegoro, para petani yang lahannya terkena banjir diberikan asuransi sebagai ganti rugi yang diberikan oleh pemerintah.

“Sekarang ada asuransi, kami ke Bojonegoro yang petaninya terkena musibah banjir. Mereka memeluk saya dan katakan Pak Menteri terima kasih. Tapi, saya katakan itu kebijakan dan perintah dari Presiden. Mereka dapat satu kelompok Rp. 8 miliar diganti karena banjir. Kalau dulu kita hanya bisa menangis, tapi hari ini diganti oleh pemerintah,” urainya. (Hrm/Fajar)

 

  • Bagikan